“Kita lagi periksa sampelnya, dari mana sumbernya kita cek dulu. Menu hari ini soto ayam dengan tauge, kol dan ayam suwir. Sampelnya sudah kita ambil,” ujarnya.
Eni menambahkan, saat dilakukan inspeksi mendadak ke dapur SPPG, kondisi fasilitasnya cukup baik dan bersih.
“Melihat kondisi SPPG bagus, bersih. Kita juga mencicipi masakan yang hari ini dimakan. Alhamdulillah tidak apa-apa. Dari mitra juga mengaku sudah membeli bahan baku makanan yang bagus,” jelasnya.
Baca Juga:Menu MBG Di SDN Argapura Diduga Basi Dan Berisi Ulat – Video13 Siswa SD Mengalami Mual Dan Pusing Pasca Mengkonsusmi Menu MBG – Video
Namun, bagi publik, pernyataan itu justru terasa janggal. Bila dapur bersih, bahan baku bagus, dan rasa soto “tidak apa-apa” ,bagaimana bisa puluhan siswa mendadak tumbang di sekolah yang sama? Apakah distribusi makanan terlalu lama di perjalanan? Atau justru ada masalah pada cara penyimpanan di lokasi sekolah?
Dinas Kesehatan memastikan hasil laboratorium akan keluar Rabu (5/11/2025). Di sisi lain, fakta bahwa dari 3.000 porsi MBG yang disiapkan, 20 anak mengalami gejala serupa, tentu menimbulkan pertanyaan serius soal pengawasan rantai distribusi makanan program pemerintah tersebut.
“Sejauh ini tidak ada laporan tambahan siswa yang mengalami gejala serupa. Mudah-mudahan tidak ada,” tambah Eni.
Mudah-mudahan memang tidak ada, meski aroma “soto bergizi” yang membuat pusing ini sudah cukup menguji kepercayaan publik terhadap program MBG.
Sebab, ketika makanan yang seharusnya menyehatkan justru membuat anak-anak terbaring lemas, publik tentu berhak bertanya: siapa yang sebenarnya ‘kurang gizi’ muridnya, atau sistemnya?