Waspada Paket Palsu! Cara Cerdas Menghindari Penipuan yang Mengatasnamakan Kurir Paket

Waspada Penipuan Online
Modus penipuan berkedok kurir atau ekspedisi semakin sering terjadi dan kompleks. Foto: Gemini AI/tangkap layar - radarcirebon.tv
0 Komentar

RADARCIREBON.TV- Di era belanja online yang semakin booming, fenomena penipuan yang mengatasnamakan kurir paket telah menjadi ancaman nyata bagi pengguna internet.

Para penipu tak lagi hanya menunggu korban lewat telepon, melainkan menggabungkan teknik sosial engineering, malware, hingga skema COD palsu untuk menguras data pribadi dan dana. Artikel ini akan membahas secara mendalam bagaimana modus-operandi yang umum, mengapa Anda perlu mewaspadainya, serta strategi konkret yang bisa dilakukan agar tidak menjadi korban.

Tren penipuan berkedok pengiriman paket

Modus penipuan berkedok kurir atau ekspedisi semakin sering terjadi dan kompleks. Sebagai contoh, sebuah artikel dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkap bahwa muncul modus “sniffing” dimana pelaku menyamar sebagai kurir dan mengirimkan aplikasi berbahaya lewat link atau APK untuk mencuri data seperti m-banking atau akses rekening.

Baca Juga:Fenomena Berburu ‘Dana Kaget’ Demi Cuan: Peluang atau Jerat Penipuan Digital?Dugaan Penipuan Investasi Lelang Arisan Berujung Kecewa – Video

Modus lainnya, SMS atau WhatsApp mengatasnamakan jasa ekspedisi yang “menginformasikan paket tertahan”, lalu disertai tautan ke situs palsu untuk mengecek. Korban kemudian diarahkan mengisi data atau memasang aplikasi berbahaya.

Di sisi lain, terdapat juga skema dan makin banyak dilaporkan yakni metode COD (Cash On Delivery) palsu, penipu mengirim paket ke alamat acak dengan nama penerima yang mungkin benar, lalu meminta pembayaran di tempat tanpa Anda pernah memesan barang tersebut.

Dengan meningkatnya transaksi online dan pengiriman paket, celah ini menjadi sangat menarik bagi pelaku kejahatan digital maupun fisik. Tingkat kewaspadaan yang rendah dan kurangnya literasi digital menjadikan banyak orang mudah tertipu.

Modus-modis yang paling sering digunakan

Berikut beberapa skema yang paling sering dilaporkan.

1. Tautan atau file APK yang dikirim lewat chat

Penipu mengirim pesan WhatsApp/SMS yang mengaku dari kurir ekspedisi, beserta link atau file yang dikatakan “foto paket”, “lembar pengiriman”, atau “resit”. Namun sebenarnya file itu adalah aplikasi berbahaya (malware/spyware) yang dapat mengakses data perangkat korban.

2. Telepon atau chat dari “kurir” yang meminta biaya tambahan

Pelaku menghubungi korban dan mengaku sebagai kurir yang membawa paket, lalu mengatakan bahwa untuk pengiriman diperlukan biaya tambahan, atau harus membayar dahulu agar paket dikirim. Jika korban mentransfer ke rekening pribadi, paket yang dijanjikan tidak pernah datang.

0 Komentar