RADARCIREBON.TV – Penganugerahan gelar Pahlawan Nasional pada tanggal 10 November 2025 telah mengukir sejarah baru dalam narasi kebangsaan Indonesia. Di antara nama-nama besar politikus dan diplomat, nama Marsinah muncul sebagai simbol perlawanan dan keberanian dari rakyat kecil, khususnya kaum buruh. Aktivis buruh asal Jawa Timur ini diangkat sebagai Pahlawan Nasional, sebuah pengakuan yang bukan hanya menghormati pengorbanannya di masa lalu, tetapi juga menyalakan kembali semangat perjuangan hak asasi manusia dan keadilan sosial di masa kini.
Marsinah, seorang buruh pabrik yang berjuang menuntut hak-hak dasar dan upah layak pada tahun 1993, telah lama menjadi ikon pergerakan. Kisah tragisnya, yang berakhir dengan kematian misterius setelah memimpin demonstrasi, adalah luka lama dalam sejarah demokrasi dan hak buruh di Indonesia. Pemberian gelar Pahlawan ini, yang disambut haru oleh keluarga dan diapresiasi oleh berbagai elemen masyarakat sipil, mengirimkan pesan kuat dari pemerintah bahwa perjuangan menegakkan keadilan sosial dan membela hak kaum rentan adalah bagian integral dari kepahlawanan modern.
Bagi banyak pihak, pengakuan terhadap Marsinah melampaui sekadar seremonial. Ini adalah validasi bahwa keberanian moral seorang individu, meskipun ia bukan berasal dari elite politik atau militer, mampu mengubah wajah sejarah bangsa. Ketua serikat buruh nasional, yang turut mengapresiasi keputusan ini, menyatakan bahwa gelar tersebut harus menjadi dorongan bagi pemerintah dan aparat penegak hukum untuk memastikan kasus-kasus pelanggaran hak asasi manusia, terutama yang menyangkut kepentingan buruh dan pekerja, dapat diselesaikan secara tuntas dan transparan.
Baca Juga:Viral! Gemini AI Diuji Prompt Paling Absurd: Menilang Pisang Hingga Selimut Nasi GorengPesut Etam Mengganas! Borneo FC Ukir Rekor 10 Kemenangan Beruntun, Tak Terbendung di Puncak BRI Liga 1
Kisah Marsinah mengajarkan bahwa kepahlawanan tidak selalu identik dengan perang bersenjata, tetapi juga tentang keberanian menyuarakan kebenaran di tengah intimidasi. Ia adalah cerminan dari jutaan pekerja yang masih berjuang untuk mendapatkan upah yang adil, kondisi kerja yang aman, dan jaminan sosial yang layak. Kehadiran namanya dalam daftar Pahlawan Nasional menjadi pengingat abadi bahwa kemerdekaan sejati belum tercapai selama masih ada ketidakadilan yang menimpa masyarakat. Semangatnya kini harus diterjemahkan menjadi kebijakan yang pro-rakyat dan penegakan hukum yang tidak pandang bulu.
