Pemberdayaan disabilitas mental di Desa Tambakbaya melalui pengelolaan sampah sejak tahun 2015. Hal ini merupakan upaya gayung bersambut dari kebutuhan penyembuhan medis disabilitas mental serta politik kebijakan desa.
Desa Tambakbaya, Kecamatan Garawangi, Kabupaten Kuningan, memiliki tekad politik yang menarik. Melalui pemberdayaan orang-orang dengan disabilitas mental, mereka mengadakan pengelolaan sampah yang sah sejak tahun 2018.
Berawal dari Lukman Mulyadi selaku Kepala Desa menginisiasi gerakan pemberdayaan ini dengan kepedulian terhadap disabilitas mental yang terstigma oleh masyarakat. Di samping itu, ia melihat isu sampah yang menjadi permasalahan skala nasional. Oleh karenanya, ia memberanikan diri untuk mengalokasikan anggaran untuk mengatasi dua isu tersebut.
Baca Juga:PLTU Cirebon Power Contoh Pembangkit Ramah Lingkungan – VideoPeringatan Hari Pahlawan Tingkat Kota Cirebon 2025 – Video
Mulai dari membeli mesin pengolah sampah seperti mesin pemilah sampah, mesin pencacah, dan insinerator atau alat pembakar sampah plastik. Kemudian, alat-alat itu dioperasikan oleh orang-orang disabilitas mental kelas tiga.
Menariknya, orang dengan disabilitas mental telah berhasil dalam menghasilkan pupuk dari sampah organik dan paving block dari residu pembakaran sampah plastik. Dua produk hasil pengolahan ini nantinya akan digunakan untuk fasilitas umum di lingkungan Desa Tambakbaya sendiri.
Lukman selaku Kepala Desa menyebut upaya ini belum ke tahap untuk penghasilan di desa. Pasalnya, ia lebih mengonsep untuk pemberdayaan desa.
Hal ini senada dengan Dian selaku Ketua BUMDes Tambakbaya. Ia menyebut bahwa pemerintah desa ingin memperkuat kepercayaan masyarakat kepada pemerintah serta penggalian potensi antar warga.
Hingga saat ini, upaya mereka telah memperoleh apresiasi sebagai Desa Inklusi oleh Kementerian Desa. Penghargaan sebagai Desa Inklusi itu menjadi penanda bahwa Tambakbaya tak hanya mengurai sampah, tetapi juga merangkai harapan bahwa rehabilitasi tak selalu berbentuk obat dan terapi, melainkan kerja kepercayaan dan ruang untuk berdaya.