RADARCIREBON.TV – Sorotan sepak bola nasional hari ini terbagi antara kisah heroik para punggawa muda dan teka-teki sengit di balik kursi pelatih tim nasional senior. Walaupun harus mengakhiri perjalanan mereka, skuad Garuda Muda di bawah asuhan Nova Arianto telah menorehkan tinta emas yang tak terlupakan di Piala Dunia U-17 2025 di Qatar. Kemenangan dramatis 2-1 atas Honduras di laga pamungkas fase grup bukan sekadar tiga poin, melainkan kemenangan pertama Indonesia sepanjang keikutsertaan mereka di ajang Piala Dunia segala kelompok umur.
Momen tersebut menjadi puncak emosional bagi para pemain, staf pelatih, dan jutaan penggemar di tanah air. Dengan koleksi tiga poin dan finis di peringkat ketiga Grup H, Evandra Florasta dan kawan-kawan memang harus menerima kenyataan bahwa selisih gol yang minus lima membuat mereka gagal menembus babak 32 besar. Namun, melampaui statistik, pencapaian ini adalah simbol harapan baru. Tim ini telah membuktikan bahwa talenta Indonesia mampu bersaing di panggung global, bahkan melawan tim-tim yang secara tradisi lebih kuat. Apresiasi besar patut diberikan pada Nova Arianto yang dengan segala keterbatasan mampu memotivasi dan meracik tim hingga menciptakan rekor bersejarah tersebut.
Di saat euforia kemenangan U-17 mereda, perhatian publik kembali terfokus pada Timnas Senior. Kursi pelatih kepala masih kosong setelah PSSI memutuskan untuk berpisah dengan Patrick Kluivert. Sejumlah nama beken terus berputar dalam bursa rumor, namun yang paling hangat diperbincangkan adalah Timur Kapadze, arsitek di balik sukses Uzbekistan lolos ke Piala Dunia 2026. Laporan terbaru mengindikasikan bahwa negosiasi antara Kapadze dan PSSI telah memasuki tahap krusial. Publik berharap PSSI tidak berlama-lama dalam mengambil keputusan, sebab kekosongan kepemimpinan teknis ini telah memaksa Timnas Senior absen dari FIFA Matchday periode November 2025.
Baca Juga:Roller Coaster Papan Bawah: PSM Makassar Merangkak Naik, Semen Padang Kian TersiksaGanas di Kandang! Bali United Ancam Puncak Klasemen Liga 1
Keputusan untuk absen memang disayangkan karena berpotensi merugikan posisi Indonesia di peringkat FIFA. Namun, di sisi lain, PSSI terlihat memprioritaskan persiapan jangka panjang dengan mengalihkan fokus pada Timnas U-22 yang sedang dipersiapkan untuk SEA Games 2025. Buktinya, pemusatan latihan sudah mulai berjalan bahkan turut melibatkan pemain-pemain diaspora yang datang atas inisiatif mereka sendiri. Langkah ini menunjukkan adanya komitmen untuk membangun fondasi tim yang kuat.
