Meta Platforms Tancap Gas di AI, Dari Marketplace Pintar Hingga Robot Masa Depan

Gemini AI
Foto Ilustrasi Gemini AI
0 Komentar

RADARCIREBON.TV – Sejak kemarin hingga hari ini, Meta Platforms merangsek ke depan dalam perlombaan kecerdasan buatan menandai dua langkah besar sekaligus, yang masing-masing punya arti strategis untuk visinya di masa depan. Pertama, Meta meluncurkan fitur AI canggih di platform belanja mereka, sementara secara paralel ia juga memperkuat lini penelitian dan pengembangan yang menimbulkan kerutan di internalnya.

Di bagian konsumen, platform belanja milik Meta yakni Facebook Marketplace kini dilengkapi dengan fitur integrasi AI yang memungkinkan pembeli mendapatkan bantuan lebih pintar dalam menanyakan daftar barang, termasuk mobil, lewat tombol “Suggested questions to ask”. Lebih jauh, fitur “kolaborasi pembelian” juga diterapkan: pembeli bisa mengajak teman ikut dalam chat dengan penjual, berbagi koleksi, memberi komentar bersama, dan mencari kesepakatan bersama. Semua ini memperlihatkan bagaimana Meta mencoba mengubah Marketplace dari papan pengumuman klasik menjadi ruang pengalaman sosial-digital yang lebih interaktif dan dibantu AI.

Sementara itu, di level riset dan strategi jangka panjang, Meta mengumumkan pembangunan pusat data ke-30 di Beaver Dam, Wisconsin, senilai lebih dari US $1 miliar, yang akan dioptimalkan untuk beban kerja AI besar dan dirancang dengan standar lingkungan tinggi seperti LEED Gold dan pemulihan lahan basah di wilayah sekitar. Tapi di sisi lain, datang kabar bahwa sekitar 600 karyawan dari unit riset AI lama FAIR (Fundamental AI Research) telah diberhentikan dan bahwa ilmuwan terkemuka seperti Yann LeCun dikabarkan akan meninggalkan Meta untuk memulai start-up sendiri.

Baca Juga:Bek Muda Andalan Nasional, Rizky Ridho Masuk Nominasi FIFA Puskas Award 2025, Harapan Baru Indonesia1.600 Atlet Bersinar di Kolam GBK, Momentum Kebangkitan Akuatik Nasional

Kombinasi dua arus ini peluncuran teknologi konsumsi dengan AI serta restrukturisasi internal riset besar-besaran menggarisbawahi dua hal utama: Meta tidak hanya ingin “membumbui” produknya dengan AI, tetapi juga sedang berjuang untuk menata ulang strategi internal agar selaras dengan ambisi superinteligensinya. Pengguna di Asia Tenggara seperti Indonesia dapat memperhatikan bahwa fitur-fitur AI ini mungkin akan masuk ke platform yang kita pakai (seperti WhatsApp atau Instagram) karena Meta sebelumnya telah mengintegrasikan produk asisten AI-nya, Meta AI, ke dalam layanan tersebut. Namun, kabar internal ini juga memunculkan pertanyaan: apakah kecepatan ekspansi ini beriringan dengan kestabilan dan keberlanjutan riset jangka panjang? Kehilangan talenta riset sekaligus memaksa perpindahan fokus bisa berdampak pada inovasi fundamental yang selama ini menjadi landasan.

0 Komentar