Dinas Kesehatan Kota Cirebon mulai meningkatkan kewaspadaan terhadap penyakit musim hujan. Perubahan cuaca ekstrem dianggap menurunkan daya tahan tubuh dan memicu peningkatan kasus ISPA dan diare.
Dinas Kesehatan Kota Cirebon melaporkan penyakit ISPA dan diare masih mendominasi sepuluh besar penyakit yang dilaporkan dari setiap Puskesmas saat musim hujan. Kondisi cuaca yang tidak menentu, terkadang panas, tiba-tiba hujan, membuat kekebalan tubuh warga mudah menurun dan rentan terserang penyakit.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan Kota Cirebon, Sulfiyanty Irfan, menyebut penanganan penyakit dilakukan secara langsung melalui Puskesmas. Warga yang datang akan diberikan obat sesuai keluhan. Sementara untuk kasus diare, petugas atau kader akan memberikan oralit secara langsung melalui kunjungan rumah.
Baca Juga:Penyaluran Program Bantuan Pangan Di Desa Dompyong Kulon – VideoDPRD Kabupaten Cirebon Tetap Fokus Infrastruktur 2026 – Video
Untuk kasus ISPA berat seperti pneumonia, petugas kesehatan melakukan pemantauan lingkungan rumah, termasuk memastikan ventilasi dan sirkulasi udara cukup. Dinkes juga mengimbau warga menjaga lingkungan dari genangan air yang berisiko menjadi tempat biak nyamuk penyebab DBD.
Pencegahan penyakit dilakukan melalui gerakan 3M Plus: Menguras, Menutup, dan Mendaur Ulang barang bekas, serta menggunakan kasa atau kelambu untuk mencegah nyamuk masuk ke rumah. Sulfiyanty Irfan menegaskan, seluruh Puskesmas di Kota Cirebon saat ini dalam kondisi siaga menghadapi peningkatan penyakit musim hujan.
Pihaknya juga melakukan promosi kesehatan untuk meningkatkan pemahaman warga tentang penyakit lain seperti leptospirosis yang ditularkan melalui air dan tikus.
Pemerintah Kota Cirebon diharapkan terus memperkuat sinergi antar dinas untuk menanggulangi penyakit musim hujan secara terpadu. Dengan kesiapsiagaan Puskesmas dan peran aktif masyarakat, Dinkes optimistis kasus penyakit musiman dapat ditekan selama periode hujan 2025 ini.