RADARCIREBON.TV – Saat mata mulai berkedip pelan, jari terasa berat menekan keyboard, dan ide-ide kreatif seakan menguap di udara, banyak pekerja mengalami fase “productivity slump” di sore hari. Tenang, kondisi ini umum terjadi, tapi bukan berarti tak bisa diatasi. Berikut kisah nyata sekaligus solusi praktis yang bisa langsung diterapkan.
Kemarin sore, saat ruangan kantor di Jakarta mulai sunyi dan AC berbisik pelan, seorang manajer media sosial menceritakan pengalamannya: “Sekitar pukul 15.30, saya merasa lemas, pikiran kosong, dan ujung-ujungnya malah buka media sosial tanpa arah.” Ia pun menyadari pola ini muncul hampir setiap hari. Menurutnya, hambatan bukan hanya soal kurang tidur malam hari melainkan juga rutinitas tubuh yang terbiasa dengan stagnasi setelah makan siang serta lingkungan yang minim stimulasi.
Mengacu pada laporan terbaru di kanal-tips kehidupan sehari-hari, salah satu faktor pemicu adalah fluktuasi energi tubuh yang alami pada sore hari, ditambah kebiasaan makan siang berat dan kurang gerak.
Untuk membalik keadaan, berikut beberapa langkah yang terbukti membantu:
Baca Juga:Bek Muda Andalan Nasional, Rizky Ridho Masuk Nominasi FIFA Puskas Award 2025, Harapan Baru Indonesia1.600 Atlet Bersinar di Kolam GBK, Momentum Kebangkitan Akuatik Nasional
Mulailah dengan menyusun perubahan kecil tapi konsisten. Pertama, setelah makan siang, luangkan waktu lima menit untuk berjalan ringan misalnya ke luar gedung atau sekadar mengitari lantai kantor. Aktivitas fisik ringan membantu memecah rasa kantuk yang muncul akibat aliran darah yang mengarah terutama ke sistem pencernaan.
Kedua, coba ubah jenis camilan sore Anda. Jika biasanya mengonsumsi cokelat atau kopi untuk “menyelamatkan” diri, gantilah dengan buah-dan-kacang atau yogurt rendah gula. Nutrisi yang lebih seimbang dapat memberikan energi lebih stabil tanpa “crash” sesudahnya.
Ketiga, atur posisi kerja dan pencahayaan. Jika workstation Anda berada di ruangan tertutup dengan cahaya redup, cobalah posisi di dekat jendela atau pasang lampu meja dengan tingkat kecerahan sedikit lebih tinggi setelah pukul 15.00. Lingkungan yang terang dan terbuka memacu kewaspadaan.
Keempat, tetapkan “time-box” kecil: misalnya 50 menit kerja intens, lalu 5 menit istirahat aktif. Gunakan timer jika perlu. Pola ini memungkinkan otak “refresh” sebentar, tidak terus-terusan terbebani tanpa jeda.
