Titik baliknya datang menjelang partai penting Liga Champions menghadapi AC Milan. Feyenoord membuat keputusan mendadak: menyingkirkan Priske satu hari sebelum pertandingan besar tersebut.
•Interim dan Pergantian Lagi: Van Persie Kembali
Setelah cueknya Priske, Feyenoord menunjuk Pascal Bosschaart, pelatih tim U-21 klub, sebagai pelatih sementara. Bosschaart bukan figur asing: dia pernah bermain di Feyenoord dan sudah membina generasi muda klub.
Namun, langkah sementara itu tak berlangsung lama. Hanya beberapa minggu kemudian, legenda klub Robin van Persie diangkat sebagai pelatih utama. Van Persie, yang pernah menjadi asisten dan pelatih muda di Feyenoord, mendapat kontrak hingga 2027, menunjukkan kepercayaan manajemen untuk menstabilkan situasi.
Baca Juga:Liverpool Bangkit: Slot Targetkan Konsistensi Kemenangan di November!Arne Slot Optimistis Liverpool Bisa Balik ke Jalur Kemenangan di Bulan November
Menurut beberapa laporan, mulai dari wawancara te Kloese hingga pengamat, pemilihan Van Persie bukan sekadar sentimental. Ia dianggap membawa “jiwa Feyenoord” mantan pemain, pelatih muda, dan figur yang sangat dekat dengan kultur klub. Peralihan ini pun mencerminkan bahwa Feyenoord belajar dari “kesalahan” memilih Priske yang mungkin secara kepribadian maupun gaya tidak sesuai sepenuhnya.
Analisis, Apa yang Salah dan Pelajaran untuk Feyenoord
1. Mismatch Filosofi
Meskipun Priske punya rekam kerja impresif, gaya latihannya ternyata tidak sepenuhnya sejalan dengan budaya sepak bola Feyenoord yang dibangun oleh Slot. Ada kesan bahwa Priske membawa identitas taktisnya sendiri, namun gagal menyelaraskan dengan warisan Slot di ruang ganti dan pola pelatihan.
2. Tekanan Besar Penerus
Meneruskan jejak Arne Slot jelas bukan pekerjaan ringan. Slot meninggalkan standar tinggi, terutama soal performa, gaya pressing, dan transisi cepat. Priske sepertinya kesulitan mengelola beban ekspektasi tersebut dalam waktu singkat.
3. Kebutuhan Stabilitas
Keputusan untuk menunjuk Van Persie, figur yang sangat familiar dengan Feyenoord, bisa jadi merupakan upaya untuk meredam gejolak dan mengembalikan kestabilan. Dengan Van Persie, manajemen berharap ada kesinambungan identitas klub dan rasa kepemilikan dari dalam tim.
4. Strategi Jangka Panjang vs Solusi Cepat
Penunjukan awal Priske menunjukkan ambisi Feyenoord ingin eksperimentasi dengan pelatih asing berprestasi. Namun, pemecatan cepat dan pergantian ke Van Persie menunjukkan bahwa kadang, solusi jangka panjang perlu didukung dengan pemahaman mendalam tentang kultur klub, bukan hanya rekam jejak semata.
