RADARCIREBON.TV- AWhatsApp kini bukan lagi sekadar aplikasi pesan instan untuk berkomunikasi dengan keluarga, teman, atau rekan kerja.
Platform ini telah berubah menjadi ruang yang penuh peluang, baik bagi pengguna yang ingin mempermudah aktivitas sehari-hari, maupun bagi para pelaku kejahatan digital yang semakin kreatif dalam menipu korbannya. Dalam beberapa tahun terakhir, laporan mengenai penipuan online di WhatsApp meningkat tajam, dengan berbagai modus baru yang sukses menjebak masyarakat dari berbagai kalangan.
Fenomena maraknya penipuan ini membuat pemerintah, pakar keamanan digital, hingga platform itu sendiri aktif mengeluarkan peringatan. Namun pada kenyataannya, masih banyak pengguna yang belum memahami cara mengenali dan menghindari penipuan tersebut. Kondisi ini membuat edukasi publik menjadi sangat penting, terutama mengingat WhatsApp merupakan aplikasi komunikasi paling populer di Indonesia.
Baca Juga:6 Keberuntungan Besar Persib yang Terpancar Setelah Kedatangan ‘Profesor’ Thom HayeMimpi Piala Dunia 2026 Terancam: Deretan Bintang Sepak Bola yang Bisa Gagal Melangkah ke Amerika Utara
Modus Penipuan WhatsApp yang Paling Sering Muncul
Beberapa modus penipuan berikut adalah yang paling banyak dilaporkan oleh pengguna.
1. Penipuan Penyamaran (Impersonation Scam)
Modus ini adalah yang paling umum. Pelaku akan menyamar sebagai anggota keluarga, bos, atau teman dekat. Biasanya mereka mengaku nomor lamanya hilang atau rusak. Setelah membangun kepercayaan, pelaku akan meminta sejumlah uang dengan alasan mendesak seperti biaya rumah sakit, kendala pekerjaan, atau masalah keluarga.
Metode ini efektif karena pelaku sering menggunakan bahasa yang sangat mirip dengan korban asli.
2. Penipuan OTP dan Peretasan Akun
Banyak pengguna kehilangan akun WhatsApp mereka akibat memberikan kode OTP kepada pihak yang tidak dikenal. Pelaku biasanya berpura-pura sebagai petugas layanan tertentu, panitia undian, atau bahkan perwakilan WhatsApp.
Setelah mendapatkan kode OTP, pelaku langsung mengambil alih akun korban, kemudian memanfaatkannya untuk menipu kontak korban lainnya.
3. Penipuan Lowongan Kerja & Investasi
Modus ini meningkat tajam selama dua tahun terakhir. Pelaku mengirim pesan yang menawarkan pekerjaan mudah dengan gaji tinggi, atau mengajak bergabung ke dalam grup investasi palsu.
Korban tergiur karena dijanjikan profit cepat. Setelah mengirim sejumlah uang atau mengikuti instruksi tertentu, pelaku menghilang.
4. Penipuan Paket, Hadiah, dan Link Berbahaya
