Dalam catatan AFP, kasus penyebaran materi pelecehan anak meningkat yang dibuat dengan teknologi AI sedang meningkat drastis. Para pelaku memanfaatkan AI generatif untuk memproduksi dan menyebarkan konten eksplisit palsu dalam jumlah besar.
Komandan AFP Rob Nelson mengatakan teknologi data poisoning masih dalam tahap awal pengembangan, namun menunjukkan hasil yang menjanjikan dalam mendukung penegakan hukum. “Kami melihat potensi besar teknologi ini untuk mencegah penyalahgunaan AI untuk tujuan jahat,” kata Nelson.
Dia optimistis Silverer dapat membantu penyidik dengan mengurangi jumlah materi palsu yang perlu disaring. Kepolisian, kata Nelson, belum bisa membasmi deepfake sepenuhnya. Namun, upaya pencegahan bisa dikembangkan secara bertahap.
Baca Juga:Nova Arianto Ukir Sejarah, Harapan Baru bagi Sepak Bola IndonesiaPeluang Tipis Garuda Muda di Piala Dunia U-17
“Seperti memasang polisi tidur di lintasan balap liar. Kami membuat rintangan agar orang kesulitan menyalahgunakan teknologi (AI) ini,” tutur dia.
Dengan Silverer, masyarakat tidak perlu lagi khawatir akan penyalahgunaan data pribadi mereka di dunia maya. Teknologi ini memberikan harapan baru dalam menjaga keamanan dan privasi di era digital yang semakin kompleks.
