RADARCIREBON.TV – Bagi penggemar sepak bola dunia, dan khususnya para pendukung setia Gli Azzurri, situasi yang melanda Timnas Italia saat ini sungguh berada di level yang mengkhawatirkan. Setelah euforia kemenangan heroik di Euro 2020 (yang digelar 2021), keruntuhan performa dan mentalitas tim pemenang empat kali Piala Dunia ini terjadi begitu cepat dan dramatis. Italia kini dihadapkan pada krisis multidimensi yang mengancam status mereka sebagai salah satu kekuatan sepak bola terbesar di Eropa.
Keruntuhan ini tidak hanya ditandai dengan kegagalan meraih hasil di beberapa pertandingan; ini adalah manifestasi dari masalah struktural yang lebih dalam. Tanda paling nyata dari krisis ini adalah kegagalan beruntun untuk lolos ke Piala Dunia pada edisi 2018 dan 2022. Fenomena ini hampir tidak terbayangkan bagi negara yang memegang rekor mentereng di panggung global.
Jebakan Euro 2020 dan Krisis Generasi
Kemenangan Euro 2020 ternyata menjadi pedang bermata dua. Keberhasilan itu menyamarkan masalah mendasar, yaitu krisis generasi pemain yang mendera sepak bola Italia. Skuad pemenang Euro sebagian besar diisi oleh veteran yang segera melewati masa emas mereka. Begitu pilar-pilar seperti Leonardo Bonucci dan Giorgio Chiellini pensiun atau meredup, Italia kesulitan menemukan pengganti sepadan yang siap bermain di level tertinggi.
Baca Juga:Misi Berat Indonesia! Mentalitas Timnas U-22 Jadi Kunci Emas SEA Games 2025Pahit! Garuda Muda Tersingkir dari Piala Dunia U-17 2025 akibat Selisih Gol Tipis
Kompetisi domestik, Serie A, justru menjadi bagian dari masalah ini. Banyak klub top Italia kini lebih memilih merekrut pemain asing berpengalaman daripada memberikan menit bermain yang konsisten kepada talenta muda Italia. Akibatnya, Timnas kekurangan suplai pemain muda Italia yang sudah teruji tekanan di liga papan atas. Azzurri tidak lagi memiliki kedalaman dan kualitas bench seperti Spanyol atau Prancis, yang bisa menghasilkan bintang baru setiap musim.
Transisi Kepelatihan dan Tekanan Mental yang Berat
Ketidakstabilan di kursi kepelatihan juga turut memperburuk situasi. Keputusan mendadak Roberto Mancini untuk mundur setelah Euro 2020 meninggalkan warisan yang belum tuntas, dan penerusnya dihadapkan pada tekanan yang luar biasa. Pelatih baru dituntut untuk segera menghasilkan kemenangan di tengah kekurangan material pemain bintang.
Secara mental, tim saat ini terlihat rapuh. Tekanan dari media, ekspektasi publik, dan bayangan kegagalan Piala Dunia sebelumnya membuat para pemain tampil gugup di pertandingan krusial, berujung pada kesalahan elementer yang merugikan. Azzurri saat ini kekurangan pemimpin di lapangan yang mampu mengangkat mental tim saat berada di bawah tekanan besar.
