RADARCIREBON.TV – Setelah penantian panjang, Timnas Indonesia U-22 akhirnya berhasil meraih medali emas di SEA Games 2023 Kamboja. Namun, euforia kemenangan tersebut kini harus berganti fokus ke tantangan yang lebih besar: mempertahankan gelar di SEA Games 2025 Thailand. Para pengamat dan praktisi sepak bola menegaskan bahwa untuk mengulang kejayaan, aspek mentalitas pemain harus dipersiapkan secara ekstra kuat, mengingat tekanan psikologis sebagai tim juara bertahan akan jauh lebih besar.
SEA Games 2025 di Thailand diprediksi akan menjadi edisi yang sangat kompetitif. Semua negara, terutama Thailand dan Vietnam, dipastikan akan bekerja keras untuk merebut kembali takhta yang direbut Garuda Muda di Kamboja. Hal ini membuat jalan menuju medali emas kedua beruntun akan penuh duri dan membutuhkan lebih dari sekadar kemampuan teknis dan fisik.
Tekanan Ganda sebagai Juara Bertahan
Timnas Indonesia U-22 tidak hanya menghadapi tekanan dari lawan, tetapi juga tekanan ganda dari ekspektasi publik dan status mereka sebagai juara bertahan. Tekanan psikologis ini dapat memengaruhi performa di lapangan, terutama saat menghadapi momen-momen krusial di babak gugur.
Baca Juga:Pahit! Garuda Muda Tersingkir dari Piala Dunia U-17 2025 akibat Selisih Gol TipisUsai Piala Dunia, Timnas U-17 Fokus Proyek Jangka Panjang untuk Masa Depan Cerah
Pelatih kepala, Indra Sjafri (atau staf pelatih yang bertanggung jawab), harus fokus pada pembentukan karakter dan ketahanan mental pemain. Kemenangan bersejarah di Kamboja harus dijadikan inspirasi, bukan beban. Para pemain harus diingatkan bahwa status juara tidak menjamin kemenangan, tetapi kerja keras dan fokus 100% pada setiap pertandinganlah yang akan menentukan hasil.
Pentingnya Psikolog Olahraga dan Manajemen Emosi
Untuk mengatasi tekanan mental ini, Timnas U-22 perlu mengintegrasikan peran psikolog olahraga secara lebih intensif dalam program pemusatan latihan (TC). Sesi pelatihan mental harus mencakup:
Pengelolaan Ekspektasi: Membantu pemain menyaring kebisingan dari luar dan fokus pada tujuan tim.
Ketahanan Stres: Melatih pemain agar mampu mengambil keputusan terbaik di bawah tekanan tinggi, terutama saat skor imbang atau tertinggal.
Semangat Pantang Menyerah: Memastikan setiap individu memiliki mentalitas juang yang sama, siap bangkit dari kesalahan, dan tetap solid sebagai tim.
Uji coba internasional melawan tim-tim kuat seperti Mali (seperti diberitakan sebelumnya) juga merupakan bagian dari pelatihan mental ini. Menghadapi lawan yang unggul secara fisik dan teknis akan melatih adaptasi dan respon emosional pemain di lapangan.
