Lebih jauh, Spalletti menyatakan niatnya untuk berbicara dengan Federasi Sepak Bola Italia (FIGC) mengenai situasi ini, bahkan mempertanyakan masa depannya sebagai pelatih. Tekanan terhadapnya meningkat tajam setelah hasil memalukan ini.
•Dampak Jangka Panjang dan Krisis Italia
Kekalahan 0-3 ini bukan sekadar blunder satu pertandingan: ini bisa menjadi refleksi krisis yang lebih dalam dalam sepak bola Italia. Donnarumma, sebagai kapten dan salah satu wajah paling menonjol, menyadari implikasi dari malam kelam ini dan menyerukan introspeksi menyeluruh.
Sementara itu, Spalletti harus menghadapi tekanan besar. Jika performa seperti ini terus berlanjut, pertanyaannya bukan sekadar tentang siapa yang akan menjaga gawang, tetapi apakah struktur tim dan filosofi pelatih masih cocok untuk membawa Italia kembali ke masa kejayaannya.
Baca Juga:Gianluigi Donnarumma: Penjaga Gawang Masa Depan yang Sudah Jadi LegendaDonnarumma Raih Yashin Trophy, Tapi Malah Bahas Manchester City!
Federasi Italia juga dipaksa berpikir ulang: apakah untuk jangka pendek hanya membutuhkan perombakan taktis, ataukah pekerjaan lebih besar seperti renovasi total skuad sudah memang tidak bisa dihindari.
Kesimpulan
•Titik Balik yang Menyakitkan
Kekalahan dari Norwegia mungkin akan tercatat sebagai salah satu momen paling gelap dalam perjalanan kualifikasi Italia menuju Piala Dunia 2026. Amarah dan kekecewaan Donnarumma jelas mencerminkan betapa dalamnya luka yang dialami skuad Gli Azzurri.
Namun, di tengah kekecewaan itu, ada panggilan kuat untuk perubahan: introspeksi tim, penilaian ulang kepemimpinan, dan komitmen kolektif untuk bangkit. Italia sekarang berada di persimpangan: jatuh lebih dalam ke krisis, atau bangkit lebih kuat dari sebelumnya.
