RADARCIREBON.TV – Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) Republik Indonesia mengambil langkah fundamental dalam upaya pembenahan menyeluruh. Menteri Pemuda dan Olahraga, Erick Thohir, secara resmi menggandeng Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) untuk mengawal agenda transformasi besar yang sedang diusungnya. Kerja sama strategis ini ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara Menpora dan Kepala BPKP, Muhammad Yusuf Ateh, di Jakarta. Kolaborasi ini menunjukkan komitmen serius Kemenpora dalam memastikan setiap rupiah anggaran negara digunakan secara tepat sasaran, akuntabel, dan transparan, sekaligus menegaskan perlunya integritas dalam setiap program yang dijalankan.
Transformasi yang diusung oleh Kemenpora tidak hanya menyentuh aspek pengawasan keuangan, tetapi juga merambah ke ranah regulasi yang selama ini dianggap menghambat. Erick Thohir memaparkan bahwa pihaknya telah melakukan penyederhanaan drastis terhadap tumpukan peraturan. Sejak 2009, terdapat 191 peraturan menteri yang dinilai sudah tidak relevan dan perlu diperbarui. Melalui proses deregulasi yang intensif, peraturan-peraturan tersebut kini disederhanakan secara signifikan, bahkan berpotensi hanya menjadi 5 hingga 20 aturan saja. Langkah perampingan regulasi ini diharapkan dapat menciptakan lingkungan kerja yang lebih efisien dan responsif terhadap kebutuhan pembangunan pemuda dan keolahragaan nasional.
Lebih lanjut, inisiatif utama dalam transformasi ini adalah fokus pada program strategis untuk memajukan prestasi olahraga. Menpora Erick Thohir secara tegas menyatakan komitmen untuk memfokuskan dukungan pada 17 cabang olahraga (cabor) unggulan. Pemilihan 17 cabor ini didasarkan pada potensi besar mereka untuk meraih medali di ajang internasional, sekaligus menjadi duta bangsa yang merepresentasikan kekuatan dan keunggulan Indonesia di mata dunia. Beberapa cabor yang masuk dalam daftar prioritas ini meliputi angkat besi, panahan, pencak silat, balap sepeda, bulutangkis, akuatik, panjat tebing, karate, hingga dayung.
Baca Juga:FIFA Pass, Gebrakan Visa Kilat dari Donald Trump untuk Piala Dunia 2026! Beban Rp2,5 Triliun dan Pengakuan Jujur Alexander Isak: Awal Pahit yang Jauh dari Harapan Liverpool
Pendekatan pendanaan dan pembinaan untuk setiap cabor unggulan ini akan disesuaikan dengan kebutuhan dan karakteristik masing-masing. Erick Thohir mencontohkan perbedaan antara sistem bulu tangkis yang cenderung mengandalkan sistem sirkuit atau pertandingan, dengan cabang renang yang mungkin memerlukan program pemusatan latihan nasional (Pelatnas) jangka panjang di luar negeri. Struktur pembiayaan yang berbeda ini diakui dapat menghasilkan capaian yang tidak selalu sama. Oleh karena itu, BPKP akan berperan penting dalam mengawal efektivitas program dan akuntabilitas keuangan untuk memastikan bahwa investasi pada 17 cabor unggulan ini benar-benar membawa dampak maksimal pada prestasi dan pembangunan karakter bangsa, sejalan dengan arahan Presiden untuk menjadikan olahraga sebagai cerminan kedigdayaan Indonesia. BPKP pun menyambut baik dan siap memberikan dukungan penuh, menandakan awal komitmen bersama untuk mewujudkan tujuan besar Menpora dalam membangun kepemudaan dan keolahragaan yang lebih baik.
