Namun, kelonggaran ini datang dengan pembatasan yang signifikan. Para kontingen dari negara-negara yang dilarang tersebut diizinkan bertanding, tetapi mereka tidak diperbolehkan membawa suporter atau penggemar ke arena pertandingan. Hal ini menciptakan situasi di mana tim akan bermain di tanah yang menolak kehadiran pendukung mereka, sebuah kondisi yang tentu saja mengurangi esensi persaudaraan dan atmosfer penuh dari Piala Dunia.
Dengan 42 tim yang sudah lolos, termasuk Iran dan Haiti yang sarat cerita politik, sisa enam slot kini akan diperebutkan melalui babak playoff antar konfederasi dan zona Eropa. Piala Dunia 2026 sudah dapat dipastikan akan menjadi edisi yang unik, tidak hanya karena jumlah pesertanya, tetapi juga karena adanya perpaduan yang rumit antara olahraga internasional dan dinding politik negara tuan rumah.
