Desa Muara di Kecamatan Suranenggala Kabupaten Cirebon menjadi sentra pengolahan kerang hijau. Enam lapak UMKM yang aktif beroperasi mampu menjadi penggerak ekonomi warga dan menyerap puluhan tenaga kerja.
UMKM Pengolahan Kerang Hijau di Desa Muara, Kecamatan Suranenggala Kabupaten Cirebon, menjadi salah satu usaha pengolahan hasil laut yang paling dominan di wilayah tersebut.
Kuwu Desa Muara, Latipa, menyebut kerang hijau sudah lama menjadi identitas produk lokal yang diandalkan masyarakat.
Baca Juga:Dinas Pendidikan Kota Cirebon Berikan Program Untuk Mencegah Bullying Di Sekolah – VideoPemkot Cirebon Mulai Penertiban Sukalila Awal Desember – Video
Dari total enam lapak yang beroperasi, usaha ini mampu menyerap pekerja di Desa Muara dan lebih dari 100 pekerja jika dihitung dengan total lapak di Desa Muara.
Arniko, salah satu pemilik lapak kerang hijau, menjalankan usaha ini sejak 14 hingga 15 tahun lalu. Pasokan kerang didapat dari para nelayan di wilayah Cirebon, Indramayu, hingga Perairan Losari di perbatasan Jawa Barat–Jawa Tengah.
Proses pengolahan dimulai dari perebusan, pengupasan, hingga pembersihan kerang sebelum dikirim ke berbagai kota. Arniko menjelaskan distribusi kerang hijau ini menjangkau Bandung, Surabaya, Semarang, hingga pasar-pasar lokal di Cirebon.
Dari segi harga, kerang mentah dengan kotoran dijual sekitar tiga ribu rupiah per kilogram. Setelah dibersihkan, harganya naik menjadi enam ribu rupiah. Sementara, daging kerang yang sudah dikupas mencapai dua puluh lima ribu rupiah per kilogram.
Meski usaha berjalan lancar, Arniko menyampaikan kadang kendala muncul saat barang sedang melimpah. Masalah permodalan menjadi tantangan utama bagi pelaku UMKM untuk mengolah dan mendistribusikan kerang dalam jumlah besar.
Kemudian, dari sebagian pihak desa mengeluhkan limbah kerang yang dihasilkan oleh usaha kerang hijau ini. Oleh karena itu, Kuwu Desa Muara tengah mencari terobosan baru untuk mengelola hasil limbah kerang hijau.