RADARCIREBON.TV – Sebuah pemandangan penuh haru terekam tepat setelah peluit panjang berbunyi di Roazhon Park, kandang Stade Rennes. Laga Ligue 1 antara AS Monaco dan Rennes baru saja berakhir dengan kekalahan telak bagi tim tamu, namun fokus mata kamera tertuju pada satu sosok yang justru meluapkan kelegaan dan kebahagiaan mendalam: Paul Pogba. Mantan gelandang Juventus dan Manchester United itu langsung menjatuhkan diri ke lapangan, melakukan sujud syukur, sebuah bentuk prostrasi untuk mengucapkan terima kasih kepada Tuhan atas kesempatan yang telah kembali diraihnya.
Momen ini adalah titik balik setelah periode terkelam dalam karier profesionalnya. Selama lebih dari dua tahun, atau tepatnya 811 hari, Pogba harus menepi dari rumput hijau akibat sanksi doping yang menimpanya saat masih berseragam Bianconeri. Sanksi panjang tersebut tidak hanya merenggutnya dari lapangan, tetapi juga memutus kontraknya dengan klub Italia tersebut, memaksa sang juara dunia ini menghadapi ketidakpastian besar.
Kembalinya Pogba pada Minggu dini hari, 23 November 2025, adalah jawaban atas penantian panjang yang melelahkan. Ia memang hanya bermain selama lima menit, masuk menggantikan Mamadou Coulibaly pada menit ke-85 saat timnya sudah tertinggal jauh 0-4 (pertandingan berakhir 1-4). Namun, bagi pemain berusia 32 tahun itu, setiap detik di lapangan memiliki makna yang jauh lebih besar daripada sekadar hasil akhir. Itu adalah tanda bahwa ia diizinkan kembali ke dunia yang ia cintai.
Baca Juga:Menanti Taktisi Garuda Hadapi Ujian Piala Asia 2027: 5 Nama Pelatih Dikerucutkan PSSITragedi Derby Jatim: Hasil Imbang Lawan Arema, Persebaya Resmi Pecat Eduardo Perez
Dalam konferensi pers setelah pertandingan, Pogba tidak dapat menyembunyikan rasa syukurnya. Ia menggambarkan dirinya sebagai seorang pejuang yang tidak pernah menyerah, meskipun harus melalui masa-masa di mana keraguan dan keputusasaan kerap menghampiri. Ia menegaskan, penantian dua tahun lebih yang penuh kerja keras dan kesabaran kini telah berakhir.
Bagi Pogba, masa larangan bermain tersebut bukanlah akhir, melainkan sebuah ujian keyakinan. Ia kukuh menyatakan bahwa ia tidak melakukan kesalahan apa pun terkait kasus doping tersebut, sebuah keyakinan yang menjaganya tetap berharap selama masa-masa sulit. “Ada saat-saat ketika iblis mencoba berbicara di kepala Anda untuk mengatakan semuanya sudah berakhir, tetapi ada Tuhan yang baik,” ujar Pogba. Kutipan ini memperjelas betapa beratnya perjuangan mental yang ia hadapi. Sujud yang ia lakukan di tengah lapangan yang dingin adalah luapan emosi tulus dari seorang bintang yang berhasil menepis bisikan kegelapan dan kembali menemukan cahaya di dunia sepak bola.
