RADARCIREBON.TV- Di balik kemenangan dramatis Everton atas Manchester United, ada kejadian absurd yang bikin banyak orang geleng-geleng: kartu merah aneh Idrissa Gueye. Bukan karena tekel keras atau ribut sama pemain lawan, tapi… gara-gara ribut sama rekan setim sendiri.
Baru 13 menit laga berjalan, Everton lagi ditekan MU. Begitu dapat bola, Gueye malah salah oper. Michael Keane langsung ngomel, dan dari situ keduanya cekcok panas.
Di tengah adu mulut itu, Gueye sempat “nyolek” pipi Keane—kayak tamparan kecil gitu. Nah, momen itu yang dilihat wasit Tony Harrington, dan tanpa pikir panjang langsung keluarin kartu merah buat Gueye yang sudah berusia 36 tahun itu.
Baca Juga:Disalip Barcelona? Xabi Alonso Tenang Meski Madrid Mandek Tiga LagaBelum Ada Lawan! Messi Pimpin Top Skor Playoff MLS 2025
Aneh? Banget. Tapi justru dari kartu merah konyol itulah cerita heroik Everton dimulai. Main dengan 10 orang, mereka malah berhasil nyolong gol lewat Kiernan Dewsbury-Hall di menit ke-29. Setelah itu, Everton habis-habisan bertahan dan sukses menahan tekanan MU sampai akhir.
Everton pun menang—padahal cuma main dengan 10 pemain! Manajer Everton, David Moyes, santai banget menanggapi insiden ribut-ribut itu. Katanya, semua masih bisa dimaklumi karena hasilnya positif. Kalau Everton kalah? Mungkin ceritanya beda.
“Kita tak terlalu sering melihatnya. Kalau tidak ada yang terjadi setelah itu, saya rasa tidak ada satupun orang di stadion yang akan heran,” kata Moyes ke media.
Menurut Moyes, wasit sebenarnya bisa ambil waktu lebih lama buat mikir sebelum memberikan kartu merah. Dia paham kalau nyentuh pemain—meski rekan sendiri—bisa jadi masalah, tapi menurutnya ada konteks lain yang harusnya dipertimbangkan.
“Saya cukup senang para pemain saya berkelahi dan salin kesal satu sama lain. Kalau Anda ingin tim pemenang, dengan kegigihan dan ketangguhan yang mendatangkan hasil, maka rasanya Anda harus punya pemain yang akan bereaksi seperti itu,” jelasnya.
Meski tetap kecewa karena harus main dengan 10 orang, Moyes mengaku Gueye langsung minta maaf di ruang ganti. Ia memuji habis performa teman-temannya dan berterima kasih karena tetap bisa menang meski dirinya bikin tim kesusahan.