Ironi Laskar Jawa Tengah di BRI Super League: Persis dan Persijap Terpuruk dengan Catatan Statistik Kembar

Klasemen Liga 1 Sementara
Foto @liga1match
0 Komentar

RADARCIREBON.TV – Ketatnya persaingan di kasta tertinggi kompetisi sepak bola Indonesia, BRI Super League, kembali menorehkan cerita suram bagi wakil-wakil dari Jawa Tengah. Jika pada musim-musim sebelumnya perjuangan untuk menjauhi zona degradasi sudah menjadi tradisi, musim 2025/2026 ini menunjukkan fenomena yang lebih menyedihkan: dua tim kebanggaan Jawa Tengah, Persis Solo dan Persijap Jepara, sama-sama terperosok ke jurang penderitaan dengan catatan statistik yang hampir identik. Kondisi ini memicu alarm bahaya yang semakin nyaring di penghujung putaran pertama.

Hingga pekan ke-13, Laskar Sambernyawa dan Laskar Kalinyamat mendapati diri mereka bersemayam di zona merah, posisi yang sangat tidak diinginkan oleh klub mana pun. Persis Solo, yang sempat digadang-gadang mampu bersaing di papan tengah, justru terdampar di dasar klasemen. Sementara Persijap Jepara, sebagai tim promosi, harus merasakan kerasnya persaingan dengan menempati satu strip di atas Persis. Perbedaan perolehan poin yang sangat tipis di antara keduanya dan dengan tim-tim di atasnya menunjukkan betapa gentingnya situasi ini. Jika tren negatif ini tidak segera dihentikan, mimpi buruk degradasi akan menjadi kenyataan yang tak terhindarkan.

Kemiripan penderitaan kedua tim tidak hanya terlihat dari posisi klasemen, namun juga tercermin jelas dalam angka-angka di papan statistik. Baik Persis maupun Persijap sama-sama mencatatkan produktivitas gol yang terbilang minim, yaitu hanya mampu mencetak sebelas gol dari dua belas pertandingan yang mereka lakoni. Catatan tumpul di lini depan ini menjadi salah satu yang terburuk di liga. Di sisi pertahanan, kondisi kedua tim juga tidak jauh berbeda. Gawang Persis Solo telah kebobolan 22 kali, sedangkan Persijap Jepara kemasukan 20 gol. Angka kebobolan yang tinggi ini membuktikan rapuhnya lini belakang dan menjadi pekerjaan rumah yang mendesak bagi manajemen klub, terutama menjelang dibukanya bursa transfer paruh musim.

Baca Juga:Sujud Syukur Pogba, Akhir Penantian Panjang Sang BintangRonny Pasla Berpulang, Mengenang Aksi Legendaris Penjaga Gawang Indonesia Menepis Penalti Pele

Sebagai reaksi identik terhadap krisis performa yang dialami, kedua klub dari Jawa Tengah ini telah mengambil keputusan pahit dengan mendepak pelatih kepala mereka. Persis Solo terlebih dahulu berpisah dengan Peter de Roo setelah melewati periode sembilan pertandingan tanpa meraih kemenangan, dan kini berada di bawah arahan caretaker. Tak lama berselang, Persijap Jepara menyusul dengan mendepak Mario Lemos setelah menelan tujuh kekalahan beruntun. Keputusan ini menunjukkan betapa besar tekanan yang dihadapi manajemen untuk segera menemukan solusi.

0 Komentar