Alarm Bahaya di Anfield: Liverpool Terjebak Krisis Historis di Bawah Arne Slot

Arne Slot
Liverpool ambruk seperti 1950-an. Foto: Instagram Arne Slot / tangkapan layar - radarcirebon.tv
0 Komentar

RADARCIREBON.TV – Klub raksasa Inggris, Liverpool FC, kini tengah melalui periode krisis terburuknya dalam beberapa dekade terakhir di bawah kepemimpinan pelatih Arne Slot. Tim yang dikenal dengan julukan The Reds ini tampak seperti tim yang patah dan kehilangan arah. Ironisnya, setiap kali para pengamat mengira mereka telah mencapai titik terendah, The Reds selalu menemukan cara baru untuk terpuruk lebih jauh. Situasi ini bukan lagi sekadar penurunan performa sementara, melainkan sebuah realitas yang dihadapi klub, di mana solusi tampak semakin jauh dari jangkauan.

Masa-masa sulit ini ditandai dengan serangkaian hasil memalukan. Dalam rentang waktu kurang dari seminggu, Liverpool dibantai 0-3 oleh Nottingham Forest di Premier League, dan puncaknya, mereka dihajar PSV Eindhoven 1-4 di Liga Champions, di kandang mereka sendiri, Anfield. Kekalahan beruntun ini mencatatkan rekor negatif yang mengkhawatirkan: untuk pertama kalinya sejak September 1992, Liverpool kebobolan tiga gol atau lebih dalam tiga pertandingan berturut-turut di semua kompetisi. Lebih mengerikan lagi, ini adalah tiga kekalahan beruntun dengan selisih tiga gol untuk kali pertama sejak Desember 1953, menyoroti betapa dalamnya lubang yang kini mereka gali.

Gejala Keruntuhan: Dari Kesalahan Individu hingga Krisis Mental

Kerentanan Liverpool terlihat jelas di setiap lini. Lapisan pertahanan mereka yang disebut Slot sebagai “konyol” menunjukkan masalah akut yang telah berlangsung sejak awal tahun. Sejak awal 2025, The Reds hanya mampu mencatatkan 13 clean sheet dari 49 pertandingan. Kesalahan-kesalahan individu berulang kali menghancurkan tim, mulai dari handball Virgil van Dijk yang berujung penalti, hingga tebasan udara yang dilakukan Ibrahima Konate yang memicu gol ketiga PSV. Konate disebut sebagai miniatur dari seluruh permasalahan tim: bermain baik, hingga tiba-tiba melakukan kesalahan fatal.

Baca Juga:Drama 5 Gol, 2 Penalti, dan Kartu Merah: PSBS Biak Amankan Tiga Poin KrusialStriker Vietnam Sebut Timnas Indonesia U-22 Rival Paling Berbahaya di SEA Games

Masalah Liverpool kini terasa melampaui persoalan taktik semata, bergeser menjadi krisis mentalitas. Para pemain tampak tidak berdaya, berjalan keluar lapangan dengan kepala tertunduk, seolah telah menerima kekalahan jauh sebelum peluit akhir. Gelandang Curtis Jones bahkan secara blak-blakan mengakui, “Kami sedang dalam masalah besar dan semuanya harus berubah.” Tekanan di Anfield kian terasa, di mana sebagian suporter yang bertahan setelah kekalahan PSV menyambut tim dengan sorakan kekecewaan.

0 Komentar