RADARCIREBON.TV – Penjaga gawang Timnas Indonesia U-17, Mike Rajasa Hoppenbrouwers, menceritakan pengalaman manis ketika pertama kali menyaksikan langsung fanatisme pendukung Indonesia di Piala Dunia U-17 2025.
Fanatisme pendukung ini memang menjadi baru dialami oleh Mike Hoppenbrouwers. Lantaran, dia menjadi pemain terbaru yang dipanggil Nova Arianto ketika Timnas Indonesia U-17 mengarungi Piala Dunia U-17 2025 untuk mengikuti TC Timnas U-17 yang digelar di Bali pada Juli 2025.
Kejuaraan itu juga menjadi ajang resmi pertama pemain FC Utrecht U-17 tersebut.
Baca Juga:Liga Europa 2025/2026 Dimulai, Mampukah Calvin Verdonk dan Dean James Semakin Bersinar?Hadapi Stuttgart, Go Ahead Eagles Incar Kemenangan Perdana Demi Usir Duka
“Saat pertama kali tiba di Qatar, ketika itu sudah larut malam. Jadi, saya tidak bisa mengikuti sesi latihan secara penuh pada hari berikutnya. Saya mendapatkan kesempatan untuk beradaptasi dengan cuaca panasnya,” jelaa Mike.
“Lalu, saya juga beradaptasi dengan jadwal dan agenda yang telah disusun. Padahal, hari setelahnya, kami harus menghadapi pertandingan pertama di Piala Dunia U-17 2025 melawan Zambia,” katanya.
Penjaga gawang berusia 16 tahun itu mengaku sangat takjub sejak laga pertama. Karena, sebelum memulai pemanasan, tribune penonton sudah dipenuhi oleh pendukung Timnas Indonesia U-17 yang didominasi oleh warna merah.
“Saya pun harus duduk di bangku cadangan pada laga itu. Sebelum laga, saya sempat memantau kondisi lapangan. Saya belum sempat memulai sesi pemanasan, tetapi tribune penonton sudah penuh dengan suporter,” terangnya.
“Saya bisa mendengar mereka bernyanyi. Bagi saya, rasanya sangat menakjubkan. Saya belum pernah mendapatkan pengalaman yang sama seperti ini di mana pun sebelumnya,” kata kiper berpostur 185 cm tersebut.
Mike pun turut menceritakan di balik proses memperkukuh Timnas Indonesia U-17 tanpa proses naturalisasi. Dia mengungkapkan semuanya tak terlepas dari peran sang ibu yang selalu menyimpan paspor Indonesia walau telah menetap di Belanda.
“Ibu saya selama ini selalu menyimpan paspor Indonesianya meskipun sudah pindah dan menetap di Belanda. Saya pikir, itu sudah 25 tahun yang lalu. Jadi, ini membantuku melewati proses berjalan lebih mudah dan lancar,” ungkapnya.
Baca Juga:Timnas Indonesia U-17 2025 Punya Potensi, Tapi Jalan ke Senior Tak Mudah, Inilah Tantangan TerbesarnyaSoal Gaji Pelatih Timnas, PSSI Tegaskan Menyesuaikan Finansial Federasi
“Sebab, kami selalu melihat kasus-kasus yang sama terutama di usia muda. Ada banyak pemain yang tidak bisa memperkuat Indonesia karena paspornya. Tanpa punya paspor, rasanya sulit untuk bisa bermain bersama Timnas Indonesia di level junior,” lanjut dia.
