Seorang lansia menjadi pengasah pisau keliling, untuk membantu menajamkan pisau dapur yang dibutuhkan ibu rumah tangga dalam memotong bahan makanan. Uniknya, profesi tersebut masih tetap dipertahankan sejak muda, hingga kini sudah berusia lebih dari enam puluh tahun.
Sadana, lansia berusia di atas enam puluh tahun asal Bojong, Kecamatan Plumbon, Cirebon, masih bertahan sebagai pengasah pisau keliling. Minimnya pengasah pisau yang masih eksis membuat ia tetap semangat menjemput rezeki dengan profesi unik yang sudah dijalani sejak masih remaja. Empat kali dalam seminggu, Sadana berkeliling dari desa ke desa, hanya menggunakan sepeda yang ia dapat dari hasilnya menabung dulu.
Adapun penghasilan yang didapat berkisar lima puluh sampai dua ratus ribu rupiah, tergantung banyaknya warga yang memanfaatkan keahliannya. Saat bekerja, Sadana hanya memerlukan bantuan alat sederhana menyerupai mata gerinda untuk mengasah pisau. Hanya memakan waktu lima menit saja, pisau yang tadinya tumpul kembali tajam dan siap untuk digunakan ibu-ibu di dapur.
Baca Juga:Dewan Sahkan Perubahan Perda Pajak Daerah & Retribusi Daerah – VideoPemerintah Dan Kadin Harus Bersinergi – Video
Untuk jasa asah pisau yang dibebankan tergolong murah meriah, yakni hanya lima ribu rupiah untuk satu pisau. Sedangkan untuk jasa asah golok dikenakan tarif sepuluh ribu rupiah. Selain menerima jasa asah pisau, Sadana juga menjual pisau yang ia buat sendiri bersama rekannya.
Biasanya, ketika ibu-ibu dibuat kesal dengan pisau tumpul saat digunakan di dapur, hanya bisa mensiasatinya dengan menggosokkan pisau tumpul ke ulekan batu. Meskipun mereka paham betul jika hal itu dapat merusak pisau. Dengan kehadiran pengasah pisau keliling tersebut, pisau-pisau tumpul yang ada di dapur sudah siap digunakan kembali untuk memotong bahan masakan.
Tak hanya sebagai tulang punggung keluarga, semangat Sadana dengan profesinya itu seolah menjadi malaikat penolong ibu-ibu yang kerap dibuat kesal dengan pisau dapur yang sudah tumpul.