RADARCIREBON.TV – PSIM Yogyakarta terus menjadi salah satu tim paling mencuri perhatian di BRI Super League 2025/2026. Sebagai klub promosi, Laskar Mataram tampil jauh di atas ekspektasi. Hingga pekan ke-14, mereka sudah mengoleksi 22 poin dan bertengger di posisi keempat klasemen sementara. Pencapaian ini membuat banyak pihak mulai melihat PSIM sebagai kejutan terbesar musim ini.
Salah satu alasan utama mengapa PSIM bisa bersaing di papan atas adalah kemampuan mereka menjaga keseimbangan permainan. Dari total 14 pertandingan, PSIM sukses menciptakan 16 gol, sebuah angka solid bagi tim promosi. Produktivitas ini menjadi sinyal positif bahwa mereka punya lini serang yang mampu mengancam siapa saja.
Nama Nermin Haljeta menjadi sorotan utama. Penyerang asal Bosnia itu sudah menorehkan empat gol, menjadikannya top skor sementara PSIM. Pergerakannya yang lincah, kemampuan duel udara, serta ketenangan di dalam kotak penalti membuat Haljeta menjadi tumpuan utama serangan Laskar Mataram. Di belakang Haljeta, ada Ze Valente yang turut memberikan kontribusi besar lewat tiga gol yang krusial.
Baca Juga:Jadwal Persib vs Borneo FC: Duel Penentu Puncak Klasemen, Ini Prediksi Skornya!Hasil Napoli vs Roma: Gol David Neres Bongkar Dominasi Roma, Conte Menang Lewat Strategi Cerdas
Meskipun demikian, pertahanan PSIM masih menjadi pekerjaan rumah yang perlu dibenahi. Mereka telah kebobolan 15 gol, angka yang cukup tinggi untuk tim yang menargetkan konsistensi di papan atas. Namun, secara keseluruhan, performa lini belakang masih terbilang cukup stabil untuk menjaga ritme permainan, terutama berkat disiplin di lini tengah yang dipimpin gelandang-gelandang pekerja keras.
Sektor tengah menjadi elemen penting lainnya. Konsistensi lini kedua PSIM dalam mengatur tempo, melakukan pressing, serta membantu transisi membuat permainan mereka semakin matang. Inilah yang menjadi pembeda PSIM dibandingkan dua tim promosi lain musim ini. Mereka tidak hanya mengandalkan counter-attack, tetapi juga mampu membangun serangan terstruktur.
Progres permainan PSIM terlihat nyata di setiap pekan. Pola menyerang semakin rapi, koordinasi bertahan semakin baik, dan kepercayaan diri pemain meningkat seiring catatan positif yang mereka raih. Kombinasi antara efektivitas serangan, kerja keras sepanjang pertandingan, dan kedisiplinan taktik menjadi fondasi utama keberhasilan mereka.
Dengan hasil yang stabil dan permainan yang berkembang, PSIM kini bukan lagi sekadar tim promosi yang mencoba bertahan. Mereka telah menjelma menjadi pesaing nyata di papan atas BRI Super League, dan jika tren ini berlanjut, bukan tidak mungkin Laskar Mataram akan menutup musim dengan pencapaian yang jauh lebih besar dari yang pernah dibayangkan.
