RADARCIREBON.TV – Gelaran SEA Games 2025 di Thailand (9-20 Desember) telah diwarnai kontroversi besar. Kelompok suporter fanatik Timnas Thailand, Ultras Thailand, secara resmi mengumumkan sikap kolektif untuk memboikot pertandingan cabang olahraga (cabor) sepak bola dan futsal. Meskipun berstatus sebagai tuan rumah, kelompok ini menolak untuk masuk ke dalam stadion karena adanya kebijakan penyelenggara (THASOC) yang dianggap melanggar hak-hak dasar penonton.
Dalam pernyataan resmi yang mereka rilis, Ultras Thailand menegaskan bahwa keputusan ini adalah bentuk perlawanan terhadap dua kebijakan utama yang mereka nilai merugikan dan tidak adil.
Pelanggaran Hak dan Ancaman Kejahatan Siber
Alasan utama boikot ini adalah kewajiban registrasi identitas pribadi bagi setiap penonton sebelum memasuki stadion, meskipun tiket pertandingan digratiskan. Bagi Ultras Thailand, aturan ini dipandang sebagai bentuk pengekangan terhadap kebebasan dasar warga negara yang ingin memberikan dukungan.
Baca Juga:Revolusi Total Kamerun Jelang Piala Afrika 2025: Andre Onana dan Vincent Aboubakar DicoretShopee Rayakan Satu Dekade Berdayakan UMKM dengan Bisnis Lokal Mencatatkan Penjualan Lebih dari US$270 Miliar
Mereka menyoroti risiko keamanan data pribadi yang kian rentan di era digital. Kebijakan registrasi ini dinilai secara langsung mendorong masyarakat pada risiko kejahatan siber dan kebocoran data.
Yang membuat protes ini semakin keras adalah klaim mengenai ketidakadilan dalam penerapan kebijakan tersebut. Ultras Thailand menuding bahwa kewajiban registrasi data ini tidak diterapkan secara setara kepada kelompok VIP atau mereka yang memiliki hak istimewa. “Ini bukan keamanan, tetapi ketidakadilan yang dipaksakan,” bunyi pernyataan mereka. Apalagi, mundurnya Timnas Kamboja dari cabor sepak bola membuat alasan keamanan (yang menjadi dasar registrasi) semakin tidak masuk akal bagi publik.
Protes Tata Letak Tribune: Menguntungkan Tim Tamu
Keluhan kedua yang melandasi boikot ini berkaitan dengan pengaturan zona suporter. Ultras Thailand menolak keras penempatan zona suporter tim tamu sepenuhnya di belakang gawang. Area ini, yang dikenal sebagai zona S, secara tradisional adalah posisi utama bagi kelompok Ultras Thailand untuk menciptakan atmosfer intimidasi dan tekanan maksimal bagi lawan.
Menurut mereka, penataan ini menunjukkan ketidakpahaman panitia terhadap prinsip universal dalam sepak bola. Dengan menempatkan suporter lawan di posisi strategis tersebut, THASOC dinilai justru memberikan keuntungan tidak langsung bagi tim tamu sekaligus mengurangi kekuatan dan tekanan yang biasa dihasilkan oleh Ultras Thailand sebagai suporter tuan rumah.
