RADARCIREBON.TV – Winger berusia 22 tahun itu sempat mengikuti beberapa sesi latihan di bawah arahan Indra Sjafri, meski pada akhirnya belum terpilih masuk skuad final Garuda Muda. Luke membagikan kisah hidupnya yang tidak mudah. Ia menuturkan bahwa masa kecilnya sempat terguncang akibat perceraian kedua orang tuanya. Situasi tersebut membuatnya harus meninggalkan Indonesia dan hidup bersama sang ayah ketika ia masih berumur sembilan tahun.
Kenangan itu menjadi fase yang sangat menantang bagi Luke. Ia harus menjalani berbagai bentuk terapi untuk membantu menata kondisi emosionalnya. Dari anak yang penuh energi dan kerap membuat ulah di sekolah, ia berubah menjadi sosok yang pendiam dan menarik diri dari lingkungan.
“Ketika itu saya harus pergi dari Indonesia bersama ayah. Ada banyak hal yang membuat saya harus menjalani terapi. Saya dulunya anak yang jahil, tapi setelah orang tua bercerai saya berubah menjadi lebih tertutup,” tuturnya.
Baca Juga:BRI Super League: Pertemuan Persija vs PSIM Berlangsung Dengan Baik, Brajamusti Mendorong Pencabutan LaranganShin Tae-yong Tiba di Jakarta Hari Ini, Apa Agenda di Balik Kepulangannya?
Pengalaman pahit tersebut membuat Luke sempat tidak memiliki keinginan untuk kembali ke Indonesia. Ia menganggap negeri kelahirannya menyimpan luka lama yang sulit dihadapi. Ia bahkan tidak pernah mengira suatu hari akan kembali menjejakkan kaki di Indonesia.
Namun situasi berubah ketika ia mengikuti seleksi Timnas Indonesia U-22. Luke justru menerima sambutan hangat dari masyarakat. Banyak penggemar, terutama anak-anak, mengenal sosoknya dan dengan antusias meminta foto serta tanda tangan.
“Saya benar-benar terharu. Banyak yang menyapa, khususnya anak-anak. Mereka meminta berfoto dan minta tanda tangan. Jika mengingat bagaimana saya meninggalkan Indonesia dalam kondisi takut, rasanya tidak pernah terbayangkan saya akan menerima perhatian sebesar ini,” ujarnya.
Pengalaman positif itu membuka cara pandangnya terhadap Indonesia. Luke merasa bahwa masyarakat Indonesia menunjukkan sisi kemanusiaan yang tulus, membuatnya merasa disambut dan dihargai. Kini ia melihat Indonesia sebagai tempat dengan banyak peluang, baik untuk perjalanan sepak bolanya maupun kehidupan pribadinya.
Hingga saat ini, Luke masih berstatus pemain GS Ilioupolis di Yunani. Meski belum berkesempatan membela Timnas U-22 di SEA Games 2025, ia berkomitmen terus mengembangkan diri dan berharap suatu saat bisa memberikan kontribusi nyata untuk sepak bola Indonesia.
