Salah seorang guru memiliki keterbatasan secara fisik atau difabel. Namun, memiliki prestasi bakat seni. Hal itu menjadi teladan di tengah keterbatasan, tidak menjadi penghalang bagi guru untuk mendidik sekaligus berkarya.
Agung, salah seorang guru yang memiliki keterbatasan atau difabel tuna rungu, tidak menjadikannya berkecil hati dan rendah diri. Dibalik keterbatasannya, Agung yang berusia 27 tahun sudah mengajar di Sekolah Luar Biasa Budi Utama Kota Cirebon sejak dua tahun terakhir.
Komunikasi yang digunakan menggunakan bahasa isyarat, namun terdapat kelebihan, bakat membuat karya seni tinggi. Puluhan karya seni rupa telah dibuat melalui tangannya, baik menggunakan media seni rupa kanvas, akrilik, dan lainnya.
Baca Juga:9 Tahun PT. Shahila Jaya Food Bersama Kita Kuat Bersama Kita Bisa – VideoGempuran Layanan Adminduk Langsung Sasar Masyarakat Ke Desa-Desa – Video
Salah satu translator Agung mengatakan, sejak kecil, bakat menggambarnya sudah terlihat, melebihi anak seusianya. Sehingga menjadi pintu gerbang bagi guru untuk membimbing, agar bakat dan kemampuannya bisa dituangkan dengan maksimal. Rencananya, PGRI Kota Cirebon akan memfasilitasi Agung untuk melakukan pameran tunggal, menampilkan hasil karya seni rupa yang telah dibuat untuk mengapresiasi.
Diharapkan, guru difabel ini bisa menjadi sebuah motivasi. Dengan keterbatasan, tidak membuat pesimis. Justru, harus melihat sisi positif dan bakat untuk dikembangkan menjadi sebuah kelebihan.