Dalam wawancara lanjutan, Dalot bahkan menegaskan.
“Saya senang bisa mencetak gol, tapi itu bukan tujuan saya bermain. Jika saya bisa memberikan clean sheet atau membantu tim menjaga ritme permainan, itu jauh lebih penting.”
Pernyataan tersebut menunjukkan betapa dewasa dan profesionalnya Dalot. Ia tidak tenggelam dalam pencapaian personal, melainkan lebih menekankan kontribusi keseluruhan dalam permainan kolektif tim.
Mentalitas semacam ini jarang terlihat, terutama di era ketika statistik individu sering menjadi tolak ukur populer di mata publik.
•Pujian dari Pelatih dan Rekan Setim
Baca Juga:Kecolongan Menit Akhir Lagi, Dalot Bongkar Masalah Manchester UnitedUpdate Nomor Punggung Pemain MU 2025/26: Mbeumo Pakai Nomor 19, Dalot Ambil Alih Nomor 2
Meski Dalot meremehkan golnya sendiri, reaksi dari ruang ganti Manchester United sangat berbeda. Pelatih MU memuji Dalot sebagai pemain yang tak hanya memiliki kemampuan teknis tinggi, tetapi juga mentalitas matang.
Pelatih menyebut bahwa gol itu sebenarnya sangat penting bagi tim karena tercipta di momen yang menentukan. Ia mengatakan bahwa naluri ofensif Dalot semakin berkembang, dan ini membuat strategi tim lebih fleksibel.
Sejumlah rekan setim pun turut memuji. Salah satu gelandang senior MU bahkan mengatakan bahwa Dalot adalah “salah satu pemain paling rendah hati di klub”.
Ada pula yang menyebut bahwa Dalot sering kali memberikan kontribusi besar yang tidak terlihat secara statistik, seperti blok krusial, sprint bertahan, hingga pergerakan tanpa bola untuk membuka ruang bagi pemain lain. Gol tersebut, bagi mereka, justru pantas dirayakan karena melengkapi peningkatan performa Dalot selama dua musim terakhir.
Analisis: Pesan Tersirat atau Bentuk Kedewasaan?
Pengamat sepak bola memberikan beragam pandangan mengenai pernyataan Dalot.
Ada yang menilai Dalot ingin menegaskan bahwa MU sedang dalam fase sulit, sehingga ia merasa tidak etis untuk merayakan pencapaian individu terlalu besar. Situasi Manchester United yang tidak stabil di beberapa periode membuat beberapa pemain memilih untuk menjaga fokus dan meredam sorotan berlebihan.
Ada pula yang melihat ini sebagai bentuk perfectionist mentality. Dalot sebenarnya ingin memberikan sinyal bahwa ia belum puas, bahwa performanya masih bisa meningkat, dan bahwa gol bukan ukuran utama kontribusinya.