Terungkap! Begini Mekanisme Ilmiah yang Membuat Bawang Bisa Menyebabkan Bau Ketiak

Bawang
Bawang merupakan salah satu tanaman dengan kandungan sulfur (belerang) tertinggi. Foto: Halodoc/tangkap layar - radarcirebon.tv
0 Komentar

RADARCIREBON.TV- Fenomena bau ketiak setelah mengonsumsi bawang adalah sesuatu yang sering dialami banyak orang.

Meski terdengar sepele, hal ini sebenarnya berkaitan dengan proses biokimia kompleks di dalam tubuh manusia. Bawang termasuk bawang merah, bawang putih, bawang bombay, maupun bawang daun, mengandung senyawa aktif tertentu yang dapat memengaruhi aroma tubuh seseorang. Pada 2025, topik ini kembali menjadi perbincangan hangat setelah banyak konten edukasi dan eksperimen makanan viral di media sosial yang membahas penyebab aroma tubuh berubah setelah mengonsumsi bawang.

Namun, apa sebenarnya alasan ilmiah di balik fenomena ini? Dari mana bau itu berasal? Apakah bawang benar-benar bisa membuat ketiak menjadi bau, atau ada faktor lain yang berperan? Berikut penjelasan lengkapnya.

Baca Juga:Jangan Salah, Sering Konsumsi Bawang Bombay Bagus Untuk KesehatanPersiapan Camilan Wajib Saat Lebaran: Inilah Resep Adonan Kue Bawang Renyah dan Gurih

Mekanisme Ilmiah yang Membuat Bawang Bisa Menyebabkan Bau Ketiak

1. Kandungan Senyawa Sulfur sebagai Biang Utama

Bawang merupakan salah satu tanaman dengan kandungan sulfur (belerang) tertinggi. Senyawa sulfur ini adalah kunci utama mengapa bawang dapat memengaruhi aroma tubuh. Ketika bawang dipotong, dihancurkan, atau dimakan, senyawa bernama allicin akan terlepas.

Allicin kemudian akan mengalami proses pemecahan di dalam tubuh menjadi berbagai turunan sulfur yang bersifat volatil, atau mudah menguap. Senyawa inilah yang kemudian berpotensi keluar melalui napas, pori-pori kulit, termasuk ketiak.

Beberapa senyawa sulfur yang terbentuk antara lain.

  • Allyl methyl sulfide (AMS)
  • Allyl mercaptan
  • Diallyl disulfide

AMS adalah senyawa yang paling sering menjadi penyebab bau tidak sedap. Masalahnya, tubuh tidak bisa memecah AMS sepenuhnya. Akibatnya, senyawa ini beredar di aliran darah dan akhirnya keluar melalui keringat.

2. Ketiak: Area dengan Kelenjar Keringat Tertinggi

Mengapa bau lebih terasa di ketiak? Jawabannya karena ketiak memiliki banyak kelenjar apokrin, yaitu kelenjar keringat yang menghasilkan keringat kaya protein, bukan sekadar air. Keringat dari kelenjar apokrin ini tidak berbau pada awalnya, tetapi akan menjadi bau ketika bertemu bakteri kulit.

Ketika AMS dan turunan sulfur lainnya mencapai ketiak melalui sirkulasi darah, senyawa tersebut bercampur dengan keringat apokrin. Bakteri di ketiak kemudian memecah senyawa itu menjadi molekul yang berbau tajam. Kombinasi ini menghasilkan aroma khas yang sering diasosiasikan dengan bau badan setelah makan bawang.

0 Komentar