RADARCIREBON.TV – Belakangan ini, tren kecantikan kembali mempopulerkan metode perawatan wajah yang sangat sederhana dan murah, yaitu dengan memanfaatkan es batu. Metode ini seringkali viral di berbagai platform media sosial, di mana banyak beauty enthusiast mengklaim bahwa rutin mengusap es batu ke wajah dapat memberikan keajaiban, mulai dari menyegarkan kulit secara instan hingga yang paling didambakan: mengecilkan pori-pori. Banyak orang kembali pada cara-cara alami ini karena biayanya yang minim dan dianggap efektif. Namun, di tengah kepopulerannya, muncul pertanyaan kritis, apakah klaim ini benar-benar didukung oleh fakta ilmiah, ataukah ini hanyalah efek visual yang bersifat sementara dan terus dipercaya secara turun-temurun?
Untuk memahami secara menyeluruh efek dari es batu, kita perlu mengenal terlebih dahulu apa itu pori-pori. Pori-pori bukanlah lubang yang bisa membuka dan menutup secara permanen sesuka hati. Dilansir dari berbagai sumber kesehatan kulit, pori-pori adalah bagian alami dan vital dari kulit kita yang berfungsi sebagai saluran keluar bagi minyak alami (sebum) dan keringat. Fungsi utama mereka juga mencakup membantu tubuh menyesuaikan suhu melalui pelepasan panas dari dalam. Pori-pori tampak membesar bukan karena ukurannya bertambah, melainkan karena terjadi penyumbatan. Penumpukan minyak berlebih, sel kulit mati, atau kotoran di dalam saluran inilah yang membuat pori-pori terlihat lebih jelas, melebar, dan mengganggu penampilan.
Ketika es batu bersentuhan dengan kulit, suhu dingin yang ekstrem akan menyebabkan respons alami tubuh yang disebut vasokonstriksi, yakni penyempitan pembuluh darah di bawah permukaan kulit. Efek dingin ini memberikan sensasi kulit yang terasa lebih kencang dan segar seketika. Pada saat yang sama, vasokonstriksi inilah yang secara visual membuat pori-pori tampak menyusut atau lebih kecil untuk sementara waktu. Sayangnya, ini hanyalah ilusi optik dan efek fisik yang cepat hilang begitu suhu kulit kembali normal dan pembuluh darah kembali melebar. Secara struktural, ukuran pori-pori sebagian besar ditentukan oleh genetik dan tidak mungkin diubah secara permanen hanya dengan mengandalkan suhu dingin dari es batu.
