KTH Tanam 1000 Pohon, Kembalikan Ekosistem Asli Ciremai – Video

KTH Tanam 1000 Pohon, Kembalikan Ekosistem Asli Ciremai
0 Komentar

Paguyuban Kelompok Tani Hutan Silihwangi Majakuning menegaskan perannya sebagai garda terdepan pelestarian hutan Gunung Ciremai. Melalui aksi penanaman seribu pohon endemik, mereka berupaya memulihkan lereng hutan, menjaga mata air, sekaligus menutup ruang pembalakan liar.

Paguyuban Kelompok Tani Hutan atau KTH Silihwangi Majakuning semakin aktif dalam misi pelestarian hutan Gunung Ciremai. 50 anggota dari KTH warga desa penyangga kawasan taman nasional, melanjutkan aksi penanaman seribu pohon endemik. Mereka berupaya memulihkan lereng hutan supaya kembali ke ekosistem aslinya. Untuk itu penanaman dilakukan di sekitar tegakkan pohon pinus, Rabu pagi 17 Desember 2025.

Dengan cara ini, lambat laun pohon pinus akan tergantikan dengan pohon endemik dan MPTS, seperti pohon jamuju, ki beusi, dan ki teja, dengan total sekitar seribu batang.

Baca Juga:Biodata Suyudi Ario Seto, Kepala BNN yang Ungkap Buron Interpol Penyelundup Sabu 2 Ton

Paguyuban juga bertekad untuk aktif menjaga mata air di kawasan desa penyangga Gunung Ciremai melalui penanaman berkelanjutan. Warga optimis kelangsungan pasokan air masa depan akan terus mengalir ke arah hilir. Selain itu, KTH juga bermitra dengan aparat penegak hukum, konsisten turut menjaga Ciremai dari pembalakan liar.

Blok Sepuluh Desa Gunung Sirah, Kecamatan Darma, Kabupaten Kuningan, merupakan zona tradisional Taman Nasional Gunung Ciremai, sekaligus daerah tangkapan air penting bagi desa-desa di wilayah hilir di lingkungan Kecamatan Darma ke arah waduk.

Untuk sampai ke lokasi ini, anggota bersama Kepala Desa Gunung Sirah dan perwakilan Polsek Darma, menempuh jalur memutar melalui Desa Bakom dan Karangsari, melintasi area Buper Pasir Batang yang dikenal dengan keindahan alamnya, dan bergerak sekitar 1 kilometer untuk sampai ke Blok Sepuluh.

Ketua Paguyuban KTH Silihwangi Majakuning Nandar menyebut, penanaman ini merupakan agenda rutin yang telah dilakukan berkali-kali sepanjang tahun 2025, terutama saat musim hujan.

Menurutnya, warga desa penyangga memiliki peran penting karena hidup berdampingan langsung dengan hutan, sekaligus paling memahami kondisi lapangan.

Sementara itu, Wakil Ketua Paguyuban Aen menjelaskan, penanaman dilakukan di bawah tegakan pinus dengan tujuan memulihkan kembali habitat asli Gunung Ciremai sebagai kawasan tanaman endemik.

Ia optimistis, dalam sepuluh tahun ke depan, Blok Sepuluh akan kembali hijau dan lebih kuat menahan air, sehingga mencegah kekeringan, banjir, dan longsor.

0 Komentar