RADARCIREBON.TV – Angin laut Pattaya berembus tenang pada Kamis siang, 18 Desember 2025. Permukaan air di Ocean Marina Yacht Club tampak bersahabat, namun justru di sanalah sejarah besar ditorehkan, bukan oleh atlet profesional biasa, melainkan oleh seorang ratu yang memilih berdiri di dek kapal, menggenggam kemudi, dan menantang ombak atas nama bangsanya.
Ratu Thailand, Suthida Bajrasudhabimalalakshana, menutup lomba layar nomor keelboat campuran SSL47 dengan satu hal yang jarang terjadi dalam panggung olahraga internasional: kemenangan yang lahir dari ketenangan, ketegasan, dan keberanian seorang pemimpin sejati.
Bersama tim nasional Thailand, ia finis pertama dengan catatan waktu 41 menit 31 detik, mengungguli Malaysia dan Myanmar, sekaligus mempersembahkan medali emas SEA Games 2025 untuk tuan rumah.
Baca Juga:Melampaui Jarak, Menghidupkan Harapan: Misi Kemanusiaan FK UGJ di Bencana SumateraSkor Akhir Persib Vs Bhayangkara 2-0, Ramon Tanque Cetak Dua Gol
Namun emas ini bukan sekadar angka di tabel perolehan medali. Ia adalah simbol. Di atas kapal, Ratu Suthida tidak berdiri sebagai figur seremonial. Ia bertugas sebagai juru mudi (helmswoman), posisi paling menentukan dalam olahraga layar. Di tangannya, kemudi bergerak presisi.
Di matanya, arah angin dibaca. Di kepalanya, strategi disusun dari detik ke detik. Dengan kompas sebagai panduan, ia menyesuaikan sudut layar, membaca perubahan arus, dan memimpin timnya menaklukkan perairan Pattaya.
Tak ada mahkota. Tak ada protokoler. Yang ada hanya pelaut dan laut. “Ratu Suthida menunjukkan kepemimpinan luar biasa dalam mengendalikan kapal. Strateginya membantu tim Thailand meraih kemenangan bersejarah,” tulis Bangkokbiznews, menggambarkan peran krusial sang ratu yang menjadi pembeda di lintasan.
Di antara sorak penonton dan bendera Thailand yang berkibar, dunia menyaksikan pemandangan yang nyaris tak pernah terjadi: seorang ratu bertanding, bukan melambaikan tangan melainkan bertarung dengan taktik dan keberanian.
Keikutsertaan Ratu Suthida menjadi sorotan internasional karena ia adalah satu-satunya figur kerajaan yang turun langsung sebagai atlet di SEA Games 2025. Bagi Thailand, ini bukan sekadar kebanggaan olahraga, tetapi pernyataan nilai: bahwa olahraga adalah ruang kesetaraan, tempat dedikasi dan kemampuan berbicara lebih keras daripada status.
Dalam pernyataan resminya, Royal Office Thailand menuliskan pesan yang menggetarkan:
