Declan Rice hampir menjadi pahlawan di detik akhir, tetapi Benitez sekali lagi menolak takdir. Laga pun berlanjut ke adu penalti, sebuah wilayah tanpa kompromi.
Tos-tosan berlangsung panjang. Satu demi satu algojo menunaikan tugasnya hingga memasuki fase sudden death. Di titik itulah cerita berputar kembali ke Lacroix. Setelah mencetak gol bunuh diri di waktu normal, bek Palace itu maju sebagai penendang. Kali ini, Kepa membaca arah bola dengan sempurna. Tangan kanannya menepis, stadion pun meledak.
Arsenal menang 8-7. Kepa menjadi penentu, Lacroix menjadi sosok paling tragis malam itu.
Baca Juga:Jadwal dan Prediksi Arsenal vs Crystal Palace di Carabao Cup 2025: Susunan Pemain dan Jam TayangPrediksi Everton Vs Arsenal: Tren Negatif Everton Jadi Ancaman di Laga Kandang
Hasil ini memperpanjang dominasi Arsenal atas Crystal Palace menjadi sembilan pertemuan tanpa kekalahan. Lebih dari itu, kemenangan ini adalah yang keempat secara beruntun bagi pasukan Arteta di semua kompetisi, sebuah momentum penting jelang agenda padat di depan mata.
Di semifinal, Arsenal akan bertemu rival sekota, Chelsea, dalam duel dua leg yang sarat gengsi. Namun sebelum itu, fokus harus segera dialihkan. Brighton & Hove Albion sudah menanti di Emirates akhir pekan ini, dalam perburuan gelar Liga Inggris yang tak kalah kejam.
Bagi Palace, kekalahan ini memang menyakitkan. Tetapi perjuangan mereka layak dihormati. Di tengah badai cedera dan tekanan bertubi-tubi, mereka memaksa salah satu tim terkuat Inggris hingga titik terakhir.
Malam di Emirates akhirnya punya satu kesimpulan: Arsenal belum sempurna, tetapi mereka tahu bagaimana bertahan hidup. Dan terkadang, itu sudah cukup untuk terus melangkah.
