RADARCIREBON.TV – Penyambutan atlet Indonesia sepulang dari SEA Games 2025 menunjukkan perubahan menarik dalam cara publik dan pemerintah memberikan apresiasi. Jika sebelumnya euforia kepulangan atlet identik dengan cabang olahraga peraih emas, kini sambutan hangat juga diberikan kepada atlet dari cabang non-unggulan yang dinilai berprestasi dan membawa nama bangsa.
Salah satu contoh paling mencolok datang dari modern pentathlon. Meski belum sepopuler cabang-cabang utama, atlet modern pentathlon Indonesia mendapat perhatian khusus saat kembali ke Tanah Air sebagai bagian dari rombongan terakhir kontingen SEA Games 2025. Kehadiran langsung Presiden Prabowo Subianto dalam penyambutan menjadi simbol kuat bahwa pencapaian atlet tidak lagi diukur semata dari popularitas cabornya, melainkan dari dedikasi dan hasil yang ditorehkan.
Hal serupa terlihat pada sepak takraw. Atlet cabang ini, khususnya yang berasal dari daerah, kerap menerima sambutan meriah dari komunitas lokal setibanya di kampung halaman. Di beberapa wilayah, penyambutan dilakukan secara sederhana namun penuh makna, melibatkan pemerintah daerah, tokoh masyarakat, hingga pelajar. Momen tersebut menjadi bukti bahwa apresiasi publik terhadap atlet semakin inklusif.
Baca Juga:Hasil Pertandingan Persib vs Bhayangkara FC: Dominasi Maung Bandung di Hadapan Lautan BobotohTak Terbendung! Ramon Tanque Borong Gol, Persib Buat Bhayangkara FC Tak Berkutik
Fenomena ini mencerminkan pergeseran paradigma penghargaan olahraga nasional. Apresiasi tidak lagi terpusat pada cabang populer seperti bulu tangkis atau sepak bola, melainkan mulai merata ke berbagai disiplin olahraga. Pemerataan ini dinilai penting untuk menjaga motivasi atlet sekaligus mendorong perkembangan cabang-cabang yang masih berkembang.
Peran pemerintah dan federasi juga cukup signifikan. Melalui Kemenpora dan Komite Olimpiade Indonesia (KOI), atlet yang berprestasi tetap mendapatkan penghormatan resmi, mulai dari penyambutan simbolis hingga pemberian bonus dan piagam penghargaan. Langkah ini menunjukkan komitmen negara dalam menghargai perjuangan atlet, tanpa memandang besar-kecilnya sorotan media.
Di sisi lain, dukungan masyarakat menjadi elemen krusial. Sambutan hangat dari komunitas lokal memberi dampak psikologis positif bagi atlet, sekaligus memperkuat ikatan antara olahraga dan identitas daerah. Hal ini diharapkan mampu menumbuhkan regenerasi atlet di berbagai wilayah Indonesia.
Dengan semakin meratanya apresiasi pasca SEA Games 2025, Indonesia dinilai berada di jalur yang tepat untuk membangun ekosistem olahraga yang inklusif. Penghargaan yang adil dan menyeluruh diyakini dapat menjadi fondasi kuat dalam mencetak prestasi berkelanjutan di level regional maupun internasional.
