Mata Air Cikabuyutan Dari Gunung Sagara

0 Komentar

Kabupaten Brebes Jawa Tengah, memiliki wilayah pesisir di sebelah utara dan wilayah pegunungan di sebelah selatan. Sengan kondisi geografis ini, maka kota penghasil telur asin dan bawang merah ini memiliki banyak keindahan alam, salah satunya gunung sagara dengan hutan yang masih terjaga keasriannya  juga memiliki mata air alami yang jernih.

Gunung sagara yang terletak di Desa Gandoang Kecamatan Salem Kabupaten Brebes, memang belum viral seperti destinasi wisata alam pegunungan yang lain. Padahal Gunung Sagara memiliki pesona hutan yang masih asli, dan juga ada sumber mata air yang jernih dan menyegarkan yang terletak pada ketinggian 1200 MDPL, dengan penduduknya memiliki bahasa dan budaya suku sunda, atau suku sunda brebesan.

Sumber mata air ini bernama cikabuyutan dan memiliki 5 pancuran, yang tidak pernah kering walau pada musim kemarau. Mata air ini selalu mengeluarkan air jernih sepanjang masa, dan digunakan warga desa gandoang untuk mengairi perkebunan dan sawah.

Baca Juga:Jembatan Akses Penghubung Desa Dibiarkan Tanpa PagarIndustri Ban Vulkanisir Di Kecamatan Depok

Untuk mencapai mata air ini, pengunjung harus berjalan kaki menyusuri jalan setapak dan mendaki gunung sagara sekitar dua jam lebih, sehingga sangat melelahkan bagi pengunjung yang belum biasa ke tempat ini. Namun setelah sampai di lokasi mata air, pengunjung bisa menikmati alam hutan dan jernihnya air yang mengalir deras untuk membasuh muka dan meminum air jernih dan menyegarkan , sehingga rasa capai langsung hilang dan kembali bugar.

Nasuha, salah satu pemangku adat di Desa Gandoang menuturkan, mata air cikabuyutan memiliki 5 pancuran yang sesuai dengan rukun islam yang berjumlah lima. Dan pacuran lima ini dipercaya warga sekitar untuk mendapatkan keselamatan, keberkahan, untuk mendapatkan jodoh, rejeki dan jabatan.

Nasuha menghimbau kepada warga boleh mempercayai hal tersebut, namun jangan menduakan Tuhan Yang Maha Kuasa, dengan tetap menjalankan 5 rukun islam secara benar. Makanya jika sudah sampai di sini harus memebersihakan diri atau melakukan wudhu seperti hendak melakukan sholat.

Sementara Kapolsek Salem Iptu Edi Mardiyanto yang baru mengunjungi lokasi ini mengatakan, dirinya sangat takjub dengan keindahan alam Gunung Sagara yang masih asri dan alami. Setelah berjalan kaki mendaki gunung ini selama 2 jam lebih, dirinya menyempatkan untuk membasuh wajah dan tangan serta meminum airnya yang mengalir jernih, merasakan segar kembali dan tidak merasa capai lagi.

Salah satu pengunjung, Auki dari Desa Sitanggal, Kecamatan Larangan, Kabupaten Brebes, yang sudah beberapa kali mengunjungi lokasi ini, mengaku sangat lelah setelah menempuh dan mendaki jalan setapak yang membelah hutan gunung sagara, namun sangat mengasikan. Menurutnya, ini adalah wisata religi yang digabung dengan sport tourisme dimana untuk mencapai lokasi ini harus menguras tenaga yang luar biasa, namun baginya sangat mengasikan dan merasa ketagihan.

Lokasi ini ramai setiap tahun sekali, yaitu pada pelaksanan upacara adat ngasa, yang dilakukan di pelataran gedong jimat yang lokasinya tidak jauh dari sumber mata air cikabuyutan.

0 Komentar