Proyek pembuatan mobil ini di rencanakan jadi modal pembangunan industri mobil nasional di mana di danai dengan sangat besar. Namun karena adanya protes dari industri otomotif dunia serta adanya krisis moneter dan turunnya Presiden Soeharto, proyek ini akhirnya berhenti.
3: Maleo
Mobil ini merupakan salah satu proyek dari Menteri Riset dan Teknologi saat itu, BJ Habibie. Mobil yang di rilis pada 1993 ini merupakan hasil kerja sama antara PT Industri Pesawat Terbang Nusantara dengan Rover, perusahaan otomotif asal Inggris.
Maleo di rancang sebagai mobil sedan harga terjangkau yakni Rp30 jutaan. Mesinnya 1.200 cc 3 silinder, 2 tak, dan berteknologi injeksi. Teknologinya memang di ambil dari Rover, tetapi pemakaian komponennya murni di suplai asal Indonesia.
Baca Juga:HP Murah Dengan Kualitas Terbaik Mulai Dari 1 Jutaan AjaApakah Smart TV Bisa Pakai Hotspot Hp? Yuk Kita Cari Jawabannya Disini
Maleo sempat punya 11 rancangan, hingga akhirnya terbentur proyek Timor. Akhirnya benar-benar hilang setelah krisis moneter Indonesia pada 1998.
4: Kancil
Selain sebagai mobil pribadi, Kancil di hadirkan untuk menggantikan bajaj dan bemo yang di harapkan kalah dari Kancil atau gabungan Industri Kendaraan Niaga Cilik Irit Lincah. Kancil ini hadir pada 1999 di pasarkan serta di buat oleh PT Karunia Abadi Niaga Citra Indonesia Lestari. Harga jualnya cukup murah, sekitar Rp17 jutaan atau setara harga sepeda motor. Mobil ini cocok untuk digunakan sebagai kendaraan pribadi.
Mesinnya 404 cc yang hanya menghasilkan torsi 28 Nm, namun tetap cocok untuk kendaraan sehari-hari. Pada awalnya Kancil sempat tidak lulus uji dari Kementerian Perhubungan, namun akhirnya di terima dan berhak menyandang plat hitam.
5: Mahesa
Mahesa adalah mobil khusus petani di desa yang di buat oleh Sukiyat. Mobil yang di katakan sebagai pengganti Esemka ini hadir dengan tiga tipe bodi, yaitu pick up, double cabin, dan pertanian. Harga jualnya mulai harga Rp 50 jutaan.
Sayangnya proyek mobil ini menggunakan mesin diesel, namun tergolong cukup baik. Mesinnya menggunakan mesin diesel 1 piston berkapasitas 650 cc, dengan konsumsi bahan bakar mencapai 30 km/liter. Meski begitu, kecepatan maksimalnya bisa 55 km/jam.
Dengan menggunakan sistem power take off (PTO) yang langsung terkoneksi dengan mesin pertanian, Mahesa sangat berguna dalam memudahkan petani untuk membajak sawah. Tersedia tiga varian yakni double cabin, pick up, dan kendaraan pertanian.