Oleh karena itu, penggunaan hiperbola sebaiknya selektif dan sesuai dengan konteks. Dalam konteks sejarah sastra, hiperbola telah menjadi alat yang sering di gunakan oleh banyak penulis terkenal.
Shakespeare, misalnya, menggunakan hiperbola dalam banyak karyanya untuk menciptakan ketegangan dan mendalami emosi karakternya.
Puisi-puisi epik seperti “Iliad” dan “Odyssey” karya Homer juga penuh dengan hiperbola yang menunjukkan kehebatan pahlawan dan keindahan pemandangan.
Baca Juga:Trailer Godzilla x Kong : The New Empire Kapan Tayang Ya? Dua Monster Ikonik Bekerja Sama Melawan Ancaman BesarProfil Ade Armando: Seorang Kolumnis dan Tokoh Media Indonesia
Dalam kesimpulan, makna majas hiperbola melibatkan seni berbicara dengan intensitas dan dramatisasi. Dengan cara ini, hiperbola membantu menciptakan gambaran yang tak terlupakan, meningkatkan kekuatan retorika, dan memberikan warna yang khas pada bahasa.
Tetapi, seperti semua majas, penggunaan hiperbola harus bijak dan sesuai dengan konteks agar pesan yang ingin di sampaikan dapat di terima dengan baik oleh audiens.