usaha tahu Boen Keng mampu menghasilkan 2.000-3.000 tahu per harinya.
Puncak keemasan terjadi pada 1992 dengan mencatatkan rekor produksi mencapai 7.000 potong per hari.
“Tahun 1996 saat pabrik beralih ke Ong Yu Kim (cucu Ong Kino), usaha tahu mulai melorot karena banyak pabrik yang di dirikan mantan karyawannya sementara tahu sumedang juga sudah tersebar di mana-mana.
Di tempat aslinya, di Jalan 11 April, di dirikan papan nama ‘Tahu Bungkeng, perintis tahu Sumedang sejak 1917’,” tulis Setyautama.
Baca Juga:Jajan Khas Cirebon yang Wajib Kalian Kunjungi ! Yuk Malam Mingguan Ke Sini.Jangan Bingung Buat Bukti in Kasih Sayang Kalian Ke Ibu Kalian,Simak ini Dia Kata Kata kasih Sayang ibu !
Di rumah makan Boen Keng, yang kini di kelola generasi keempatnya yaitu Suriadi, tahu sumedang biasa di santap bersama lontong berukuran kecil serta sambal cocol campuran daru cabe rawit, tauco, dan tomat.
Tahu berukuran kecil ini memiliki kulit luar berwarna coklat terang dan terlihat kasar, namun bagian dalamnya berwarna putih dan rasanya gurih serta segar. Berbeda dari tahu sumedang lainnya yang rasanya sedikit asam.
Dari dulu hingga sekarang, proses pembuatannya masih tradisional, menggunakan tenaga manusia, serta tidak menggunakan bahan pengawet.
Di mulai dari merendam kacang kedelai selama 4-6 jam, kemudian di cuci, di giling, di rebus, dan di saring untuk mengendapkan patinya yang nanti akan menjadi tahu.
Tidak lupa di beri bumbu khusus untuk menambah cita rasa di dalam tahu khas yang berperan menjadikan Sumedang sebagai Kota Tahu.
itu dia sejarah tahu sumedang yang mungkin bisa menjadi bahan informasi tambahan buat kita,untuk menambah wawasan kita.