Ini Cara Memberi Feedback Gen Z yang Gak Bikin Kena Mental

Gen Z/Publika - RMOL
Gen Z/Publika - RMOL
0 Komentar

RADARCIREBON.TV – Yups, kebanyakan kantor sering menganggap Gen Z dan milenial terlalu rapuh ketika mendengar pendapat mereka.

Padahal belum tentu juga benar begitu loh, hal ini tergantung pada seberapa efektif Anda memberikan kritik.

Dalam beberapa kasus, cara dia memberikan komentarnya juga menjadi masalah karena biasanya juga di gunakan secara menakutkan dan merusak.

Baca Juga:Profil Haris Azhar: Aktivis Hak Asasi Manusia yang BerdedikasiProfil Sukanto Tanoto: Kisah Sukses Pengusaha Multinasional Asal Indonesia

Jadi, masalahnya adalah komentar Gen Z dan milenial sering di anggap sebagai kritik yang membatasi atau bahkan menghalangi ide, gagasan, kreativitas, dan inovasi mereka.

Pada akhirnya, Gen Z dan milenial, yang memerlukan pendidikan, tidak mendapatkan pemahaman yang cukup tentang dinamika kerja.

Selain itu, ini menyebabkan perilaku yang di anggap oleh Gen Z dan milenial sebagai lemah mental dan mudah tertular.

Mereka juga di anggap memiliki sedikit keyakinan tentang kesehatan mental. Dampaknya bahkan cukup besar.

Banyak Gen Z dan milenial mengalami perasaan tidak aman, kelelahan, dan stres, hingga ada yang meninggalkan pekerjaan atau bahkan menjadi kutu loncat karena keadaan kantor yang di anggap membahayakan kesehatan mental mereka.

Oleh karena itu, memberi umpan balik kepada Gen Z dan milenial ini harus di lakukan secara strategis dengan mempertimbangkan potensi kemoderenannya dalam dinamika evolusi zaman.

Beri feedback yang apresiatif atas ide dan gagasan gen z dan milenial.

Gen Z dan milenial tidak boleh di pandang sebelah mata atau di anggap remeh. Beri respons yang apresiatif dan kolaboratif kepada ide dan gagasan, meskipun mereka perlu di proses. Misalnya, orang akan mengatakan, “Oh iya ide dan gagasan kamu bagus banget, keren itu, apalagi kalau nanti kamu sempurnakan lagi jadi seperti ini dan di tambah dengan itu, wah akan semakin keren lagi nih.” Intinya, ajak mereka bekerja sama, bantu mereka memperbaiki ide, gagasan, dan kreatifitas mereka, dan berikan pengetahuan yang membantu dan mendidik. Karena tanggapan Gen Z dan milenial yang positif dan kolaboratif, mereka pasti akan termotivasi untuk mencurahkan sepenuhnya kemampuan mereka.

Baca Juga:Ternyata Segini Anggaran yang di Keluarkan untuk Alutsista Bekas Oleh Prabowo Subianto yang di Hajar Ganjar Pranowo-Anies BaswedanPN Jaktim Akan Bacakan Vonis Haris Azhar – Fathia Maulidiyanti Pada Hari Ini

Buka ruang diskusi yang komunikatif dan kolaboratif secara terbuka.

Selain itu, hal yang sering menjadi kendala saat memberi kritik kepada Gen Z dan milenial ini adalah bahwa mereka tidak memiliki ruang diskusi terbuka di mana mereka dapat berbicara dan bekerja sama. Ini harus di lakukan agar ada timbal balik. Ajak mereka bermain peran untuk berbagi ide. Ajak mereka untuk menunjukkan kemampuan terbaik mereka di ruang diskusi.

Jangan hanya fokus bicara soal feedback kepada gen z dan milenial, agar hendaknya juga jadi pendengar yang bijak.

Ya, seringkali orang yang memberikan kritik hanya berbicara, tetapi mereka enggan menjadi pendengar yang bijak ketika generasi Z dan milenial memberikan respons.

0 Komentar