Yuk Cari Tau Asal Muasal Roti Buaya Hingga Perkembangannya

Asal muasal roti buaya
Ilustrasi Roti Buaya/ foto: Pinterest
0 Komentar

RADARCIREBON.TV – Roti buaya adalah salah satu roti khas suku Betawi yang berbentuk seperti buaya. Roti buaya menjadi salah satu seserahan wajib dalam pernikahan adat Betawi karena melambangkan kesetiaan dan kemakmuran. Namun, bagaimana sebenarnya asal muasal roti buaya ini? Apa makna di balik bentuk dan rasanya? Mari kita simak ulasan berikut ini.

Sejarah Roti Buaya

Tidak ada catatan tertulis yang jelas mengenai kapan masyarakat Betawi mulai mengolah roti menjadi bentuk buaya. Namun, hal ini dipercaya sudah berlangsung sejak ratusan tahun lalu. Roti buaya bahkan dijadikan simbol sebuah tradisi masyarakat Betawi.

Salah satu alasan mengapa roti dibuat menyerupai buaya adalah karena banyaknya buaya yang hidup di sungai-sungai Jakarta. Jakarta diketahui memiliki 13 sungai yang menyebar dan melintas di berbagai daerah.

Baca Juga:7 Manfaat Terong: Lezat, Bergizi, dan Bermacam Khasiatnya! Salah Satunya Mencegah KankerMenghadirkan Kelezatan dalam 3 Resep Olahan Terong yang Nikmat, Cocok untuk Makanan Harian

Masyarakat bantaran sungai Jakarta paham betul soal pola hidup buaya yang hanya kawin sekali dalam seumur hidupnya. Hewan buas bergigi tajam ini tak akan mencari betina lain saat betina pasangannya mati ataupun menghilang.

Selain terinspirasi perilaku buaya, roti buaya juga memiliki pengaruh dari bangsa Eropa yang menduduki kawasan Batavia. Pada zaman itu, roti adalah makanan yang langka dan mahal karena hanya dinikmati oleh kaum bangsawan Eropa. Itulah sebabnya roti buaya dianggap sebagai simbol kemakmuran.

Filosofi Roti Buaya

Roti buaya memiliki filosofi yang mendalam bagi masyarakat Betawi, terutama dalam hal pernikahan. Roti buaya melambangkan kesetiaan, keharmonisan, dan keberkahan bagi pasangan pengantin. Roti buaya biasanya terdiri dari dua ekor buaya, satu jantan dan satu betina, yang diberi hiasan seperti mahkota, kalung, dan gelang.

Roti buaya jantan melambangkan pengantin pria yang harus kuat, tangguh, dan bertanggung jawab sebagai kepala rumah tangga. Roti buaya betina melambangkan pengantin wanita yang harus setia, sabar, dan penyayang sebagai istri dan ibu. Kedua roti buaya ini harus saling melengkapi dan menjaga satu sama lain.

Roti buaya juga memiliki makna khusus dalam prosesi pernikahan adat Betawi. Roti buaya jantan biasanya dibawa oleh pihak pengantin pria sebagai seserahan untuk meminang pengantin wanita. Roti buaya betina biasanya dibawa oleh pihak pengantin wanita sebagai balasan untuk menerima lamaran pengantin pria. Kedua roti buaya ini kemudian dipertemukan dan diletakkan berdampingan di atas meja sebagai tanda persetujuan pernikahan.

0 Komentar