Sekolah Luar Biasa Terima Hibah Alat Belajar dari Korea Selatan

dok.ist
foto/(X/@prastow)
0 Komentar

RADARCIREBON.TV – Setelah sempat menjadi sorotan karena tagihan bea cukai yang mencapai ratusan juta rupiah, Sekolah Luar Biasa (SLB)-A Pembina Tingkat Nasional akhirnya menerima hibah alat belajar dari OHFA Tech Korea Selatan.

Kejadian ini bermula ketika alat belajar yang seharusnya menjadi hibah untuk para tunanetra tertahan sejak 18 Desember 2022 karena adanya kesalahpahaman mengenai prosedur impor barang hibah.

Plt Kepala SLB-A Pembina Tingkat Nasional, Dedeh Kurniasih, menyampaikan permohonan maaf atas kegaduhan yang terjadi dan ketidaktahuan pihak sekolah terkait prosedur yang berlaku. “Kami memohon maaf atas ketidaktahuan dan kekurangan wawasan kami mengenai prosedur barang hibah impor yang menyebabkan miskomunikasi ini,” ujar Dedeh.

Baca Juga:Bea Cukai Soekarno-Hatta Bebaskan Bea Masuk Bantuan Alat Belajar SLBViral: Oknum TNI Diduga Melakukan Kekerasan Terhadap Sopir Katering

Direktur Jenderal Bea dan Cukai, Askolani, mengungkapkan bahwa akar permasalahan ini adalah kurangnya komunikasi yang baik antara SLB, Dinas Pendidikan, dan perusahaan jasa titipan DHL.

“Ini masalah tidak terkomunikasi dengan baik. Jadi SLB, dinas (pendidikan), kemudian PJT mengakui ini tidak berkomunikasi dengan baik sehingga menyikapinya kurang pas,” kata Askolani.

Dengan penyelesaian masalah ini, diharapkan kerja sama yang lebih baik di masa depan, terutama dalam hal penerimaan hibah yang dapat mendukung proses pembelajaran para siswa berkebutuhan khusus di Indonesia.

Dedeh berharap, “Mudah-mudahan dampak dari ini kami dapat menjalin kerja sama yang baik karena tidak menutup kemungkinan ke depan kami akan mendapat bantuan-bantuan hibah lagi dari yang peduli mungkin ya, untuk peserta didik yang berkebutuhan khusus di Indonesia.”

Kasus ini menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak untuk memahami pentingnya komunikasi dan pemahaman prosedur yang benar dalam setiap transaksi internasional, terutama yang berkaitan dengan hibah untuk kepentingan pendidikan.

0 Komentar