Selain itu, beberapa ulama Islam menyatakan bahwa larangan terhadap bersiul mungkin lebih berkaitan dengan konteks sosial atau budaya tertentu, bukan dengan ajaran agama itu sendiri.
Misalnya, di beberapa masyarakat Islam, bersiul dianggap sebagai tindakan yang tidak pantas dilakukan oleh seorang wanita,
terutama di depan umum atau di hadapan pria yang bukan mahramnya. Hal ini mungkin berkaitan dengan nilai-nilai budaya dan tradisi yang dipegang oleh masyarakat tersebut, bukan dengan ajaran agama secara langsung.
Baca Juga:Isi Surat Edaran Study Tour Gubernur Jawa Barat, Peringatkan Pihak Sekolah Perhatikan Tiga Aspek Ini…Heboh Freeze-Dryed ASI Bubuk Seorang Influencer, Begini Pandangan Dunia Kesehatan dan Agama…
Dalam menyikapi mitos bersiul dalam Islam, penting untuk menghindari penyebaran informasi yang tidak benar
atau memperkuat keyakinan yang tidak didasarkan pada ajaran agama yang benar.
Sebagai gantinya, penting untuk memahami dan menghormati perbedaan budaya dan tradisi di antara masyarakat Muslim di seluruh dunia,
sambil tetap mematuhi prinsip-prinsip dasar agama Islam yang mengajarkan kasih sayang, kesopanan, dan hormat terhadap sesama.