Selain itu, dalam suatu budaya, bisa saja terdapat perbedaan, bergantung pada situasinya. Merah dapat melambangkan romansa di toko bunga (mawar merah) atau kekerasan dan ketidakadilan saat pertandingan sepak bola (kartu merah). Saat memilih warna untuk merek Anda, budaya dan konteksnya harus diingat. Terutama selama kampanye pemasaran lintas budaya. Ini bisa menjadi tantangan. Pengaruh warna terhadap perilaku dan emosi mungkin sangat berbeda.
Bagaimana Warna Mempengaruhi Kehidupan Kita
Warna dalam lalu lintas
Dalam banyak budaya, warna merah berarti bahaya. Rambu lalu lintas yang memerlukan perhatian dan reaksi segera biasanya berwarna merah. Itu pilihan yang bagus, efek warna pada perilaku diterapkan. Dari sudut pandang ilmu saraf, menjadikannya merah adalah pilihan yang bijaksana. Di otak kita, sebagian besar sel yang bertanggung jawab untuk penglihatan warna diarahkan untuk merespons warna merah. Oleh karena itu, warna merah lebih menarik perhatian kita. Oleh karena itu, kita dapat merespons isyarat merah dengan lebih cepat.
Warna mempengaruhi selera kita
Tahukah Anda pewarna makanan dapat meningkatkan nafsu makan dan mempengaruhi selera kita? Jeruk dikenal dapat meningkatkan nafsu makan dan sering digunakan untuk kemasan makanan dan di restoran cepat saji. Warna biru memicu rasa jijik dan kehilangan nafsu makan karena tidak ada makanan alami yang berwarna biru (cerah). Harapan warna yang tersirat ini dapat mengubah cara kita merespons makanan atau minuman.
Baca Juga:Kecemasan pada Anak Penyandang Disabilitas atau Kondisi KronisDampak rasisme terhadap Kesehatan Tubuh dan Kesehatan Mental
Misalnya, Nestle baru-baru ini meluncurkan coklat batangan KitKat versi rasa Matcha Green Tea di Eropa. Hijau biasanya bukan warna yang diasosiasikan dengan coklat, makanan penutup, dan rasa manis. Sebaliknya, jika produk (susu) berubah warna menjadi hijau, itu menandakan produk tersebut rusak. Oleh karena itu, asosiasi warna ini mungkin menghalangi sebagian orang Eropa untuk mencoba dan menikmati versi coklat batangan ini.
Warna pakaian mempengaruhi cara kita memandang orang
Warna pakaian seseorang memengaruhi atribut dan karakteristik yang kita kaitkan dengannya. Hal ini dapat menjadi bias secara budaya melalui peristiwa bersejarah atau kelompok politik, namun hal itu bergantung pada konteksnya.