Aksi unjuk rasa di depan Pengadilan Negeri Kota Cirebon digelar oleh Perhimpunan Mahasiswa Hukum Indonesia DPC Cirebon Raya, Selasa siang. Mahasiswa menuntut kejelasan dari kasus Vina pada 2016 silam dan menuntut adanya asas kepastian hukum dan keadilan, tanggung jawab Pengadilan Negeri Kota Cirebon, hingga dapat memberikan putusan peninjauan kembali yang sesuai dengan keadilan, kebermanfaatan hukum, dan kepastian hukum.
Puluhan mahasiswa kembali menggelar aksi unjuk rasa di depan Pengadilan Negeri Kota Cirebon, Selasa siang. Unjuk rasa ini digelar di tengah sidang lanjutan peninjauan kembali (PK) Saka Tatal yang sedang berlangsung.
Orasi tuntutan hingga pembakaran ban bekas mewarnai aksi massa dari Perhimpunan Mahasiswa Hukum Indonesia DPC Cirebon Raya tersebut. Aksi tersebut merupakan bentuk pengawalan mahasiswa terhadap pengungkapan tuntas kasus pembunuhan Vina dan Eky yang terjadi pada tahun 2016 silam.
Baca Juga:Kondisi Rumah Tak Layak Lapuk Dan Rawan Ambruk – VideoPemkab Cirebon Akan Gelar Tarkam Dan Porkab 2024 – Video
Koordinator aksi, Ginastiar menyampaikan apresiasi kepada pihak jaksa pada sidang PK Saka Tatal yang pertama, karena telah menolak 10 novum dari tim kuasa hukum yang sepertinya berupaya mengaburkan fakta kasus yang ada dari tahun 2016. Komitmen Permahi mengawal kasus Vina yang sedari awal telah menemukan beragam kejanggalan dalam penanganan kasus, rekayasa kasus, hingga maladministrasi yang dapat menghambat penyelesaian kasus tersebut.
Aksi demonstrasi mahasiswa di depan Pengadilan Negeri berakhir saat upaya memasang spanduk tuntutan dihalangi pihak kepolisian. Adu argumen antara humas Pengadilan Negeri dan mahasiswa tidak terhindarkan. Akhirnya mereka memajang spanduk di tengah jalan hingga sempat menyebabkan kemacetan sementara, hingga mahasiswa menegaskan kembali tiga tuntutannya dan mengancam akan menggelar aksi yang lebih besar.