Pada 13 Maret 2013, ia terpilih sebagai Paus ke-266 menggantikan Paus Benediktus XVI yang mengundurkan diri. Ia memilih nama “Fransiskus” untuk menghormati Santo Fransiskus dari Assisi, simbol kemiskinan dan pelayanan terhadap kaum marginal.
Visi dan Gaya Kepemimpinan
Paus Fransiskus dikenal sebagai Paus yang keluar dari tradisi formal Vatikan. Ia menolak tinggal di Istana Apostolik, memilih apartemen sederhana, dan menggunakan mobil kecil dalam aktivitasnya. Ia juga menolak pemakaian jubah dan sepatu mewah khas kepausan.
Dalam kepemimpinannya, ia menekankan nilai belas kasih, perdamaian, dan perhatian terhadap lingkungan hidup. Melalui ensiklik Laudato Si’, ia mengajak dunia untuk menjaga bumi sebagai rumah bersama. Ia juga aktif mendorong reformasi struktural dalam Vatikan, terutama dalam hal keuangan dan transparansi.
Kontroversi dan Keberanian
Baca Juga:Kamu Wajib Tahu, Ada "Surga" Tersembunyi di Utara IndramayuSetelah Fenomena Lagu Ambyar Jawa, Kini Muncul Justy Aldrin: Master Lagu Ambyar dari Timur yang Bikin Galau
Kebijakan terbukanya terhadap kaum LGBTQ+, interfaith dialogue, dan kritiknya terhadap kapitalisme ekstrem menuai pujian sekaligus kritik dari kelompok konservatif dalam gereja. Namun, Fransiskus tetap konsisten dalam memperjuangkan Gereja yang lebih manusiawi dan responsif terhadap persoalan dunia.
Akhir Hayat
Paus Fransiskus wafat pada 21 April 2025 dalam usia 88 tahun setelah beberapa tahun mengalami penurunan kondisi kesehatan. Vatikan menetapkan masa berkabung selama 9 hari sebelum pemakaman kenegaraan yang digelar di Basilika Santo Petrus.
Warisan Abadi
Warisan Paus Fransiskus adalah wajah Gereja Katolik yang lebih terbuka, peduli terhadap kemanusiaan, dan berani berubah. Ia akan selalu dikenang sebagai pemimpin yang lebih memilih mencium kaki pengungsi daripada berjarak dari umatnya.