RADARCIREBON. TV – Peran petani sebagai garda terdepan dalam menjaga kedaulatan pangan kembali ditegaskan oleh Bambang Mujiarto, ST, Anggota DPRD Provinsi Jawa Barat, dalam kegiatan Sosialisasi Peraturan Daerah (Perda) Jawa Barat Nomor 4 Tahun 2018 tentang Pemberdayaan Petani.
Dalam paparannya, Bambang menyoroti berbagai tantangan serius yang dihadapi sektor pertanian di Jawa Barat, mulai dari ketidakseimbangan antara produksi dan konsumsi, hingga persoalan regenerasi petani.
“Anak-anak petani kini lebih memilih menjadi buruh pabrik daripada meneruskan usaha tani. Seolah-olah mata tertutup akan pentingnya pertanian sebagai benteng pertahanan pangan,” ungkapnya.
Baca Juga:Keren, Herman Khaeron Terima Penghargaan Tokoh Peduli KebudayaanHerman Khaeron: Dari Anak Kampung, Sukses Menembus Kancah Nasional
Jawa Barat dengan hampir 52 juta penduduk, menurut Bambang, bukan hanya menjadi wilayah pertahanan secara kewilayahan, tetapi juga harus menjadi penyangga kebutuhan pangan nasional. Sayangnya, daerah ini justru kerap dijadikan pasar oleh dunia usaha, baik untuk produk lokal maupun dari luar.
“Potensi kita menjadi pasar dari produk kita sendiri sangat besar, bayangkan hampir 52 juta jiwa masyarakat Jawa Barat, itu pasar yang besar, kalau kita tidak bisa memanfaatkan peluang itu, tentu peluang itu akan diambil oleh daerah luar, ” Imbuhnya.
Ia juga menyoroti berbagai kendala teknis yang dihadapi petani, seperti sistem irigasi yang tidak optimal, pendangkalan saluran air, serta pembenahan yang tidak maksimal dari tahun ke tahun.
“Jika irigasi tidak berfungsi dengan baik, bagaimana petani bisa produktif?, ini akan menambah biaya produksi naik yang menyebabkan petani tidak akan pernah untung, “tegasnya.
Menanggapi tantangan perubahan iklim yang menyebabkan musim tak menentu, Bambang menekankan pentingnya proyeksi dan prediksi berbasis kondisi lapangan.
“Mei seharusnya sudah masuk kemarau, tetapi hujan masih turun. Ini harus disikapi serius karena berdampak langsung pada biaya produksi,” ujarnya.
Lebih lanjut, ia mengajak seluruh pihak, termasuk pemerintah dan swasta, untuk menyelaraskan kebijakan demi mendukung petani. Mulai dari penyediaan benih unggul lokal, efisiensi penggunaan pupuk, hingga pengolahan tanah yang benar sebelum penanaman.
Baca Juga:BCA dan BRI Tawarkan Pinjaman Rp100 Juta Tanpa Agunan: ini Panduannya Bisa Cepat CairTerungkap! 5 Game Penghasil Dolar yang Wajib Kamu Coba Sekarang Juga!
“Kunci utama adalah bagaimana menekan biaya produksi tanpa mengorbankan hasil. Petani bisa mulai membibitkan sendiri, menggunakan pupuk organik, dan memperhatikan kesiapan tanah sebagai sumber makanan tanaman,” imbuhnya.
Dengan semangat Perda Pemberdayaan Petani ini, Bambang berharap masyarakat tidak acuh dan ikut mendukung program pertanian. “Petani adalah pahlawan. Mereka yang menjaga kedaulatan pangan kita. Sudah seharusnya kita berpihak dan memperkuat peran mereka,” tutupnya. (dri)