RADARCIREBON.TV- Nadran Cirebon adalah tradisi sedekah laut yang dilakukan masyarakat di Cirebon sebagai bentuk rasa syukur atas hasil tangkapan ikan dan rezeki dari laut.
Mengenal Lebih Dalam Tentang Nadran
Upacara Nadran biasanya melibatkan arak-arakan sesajen, pentas kesenian, dan pelarungan sesaji ke laut.
Nadran merupakan perpaduan budaya Islam dan Hindu, dengan makna pemenuhan janji (nazar) dalam Islam dan bentuk syukur kepada dewa laut dalam Hindu.
Baca Juga:Jaga Jari Kamu, Hati-hati! Salah Posting Bisa Kesandung HukumLakukan Kebiasaan Ini Kalau Kamu Mau Jadi Jutawan
Di Kota Cirebon, setidaknya ada beberapa kampung nelayan yang masih rutin menyelenggarakan tradisi ini. Salah satunya adalah wilayah Mundupesisir, Kec. Mundu, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat
Tradisi Nadran yang digelar oleh nelayan di Mundupesisir ini, biasanya dipenuhi oleh banyak warga yang sangat antusias untuk mengikuti dan melihat secara langsung tradisi ini.
Tradisi Nadran telah diakui sebagai Warisan Budaya Takbenda Indonesia oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi pada akhir Agustus 2024. Pengakuan ini semakin menegaskan pentingnya menjaga kelestarian budaya lokal seperti Nadran agar tidak tergerus oleh perkembangan zaman.
Nadran memiliki beberapa rangkaian acara atau prosesi yang dibuka dengan melakukan pengajian dan diikuti oleh para nelayan.
Kemudian sebagian dari Nelayan akan bergotong royong untuk menyiapkan sesajen yang akan ditempatkan didalam miniatur kapal.
Sesajen yang disediakan adalah sesajen yang terdiri dari berbagai macam hasil bumi, tumpeng serta kepala Kerbau, kambing dan ayam.
Diawali dengan arak-arakan masing masing blok desa yang ada di Mundupesisir dengan membuat replika berbagai macam bentuk replika mulai dari perahu, monster buatan tangan pemuda desa setempat hingga setinggi 3 meter dan juga binatang buas.
Baca Juga:Minat Jadi PNS, Ini Dia Rahasia Lolos CPNS, Ikuti CaranyaButuh Uang Cash, Tarik Tunai Dana Lewat Alfamart Saja? Begini Caranya
Kemudian berjalan menyusuri jalan pantura untuk menghibur warga setempat, dengan diiringi musik serta warga setempat yang ikut berpartisipasi memakai kostum biksu, hingga kostum laut lainya seperti udang, ikan dan lain sebagainya.
Selain itu, Saat arak-arakan berlangsung, biasanya banyak warga yang ikut memeriahkan dengan bergoyang sepanjang jalan diiringi dengan iringan musik yang menggelegar. Banyak juga para warga sekitar yang menonton dipinggir jalan, serta para penjual yang ikut meramaikan acara Nadran tersebut.
Hingga sekitar pukul 10.00 WIB, arak-arakan tiba di lokasi sebagai tempat akan dilarungkannya sesajen berupa macam-macam hasil bumi, tumpeng, kepala kerbau, kepala kambing dan ayam yang masing-masing jumlahnya harus genap dua buah.
Sesajen akan dibawa menggunakan kapal kecil untuk diceburkan ditengah laut dengan diikuti oleh puluhan bahkan hingga ratusan warga dengan menaiki kapal yang sudah dihias cantik.
Setelah sesajen diceburkan kelaut, para nelayan akan mengambil air laut untuk membasuhkanya ke kapal mereka, bahkan banyak dari mereka yang membasuh tubuh mereka. Menurut kepercayaan warga setempat, Air laut yang sudah diberikan sesajen tersebut dapat membawa keberuntungan dan berkah bagi mereka. Akan tetapi mereka tidak memiliki keberanian untuk mengambil bahkan menyentuh sesajen berupa kepala kerbau yang sudah diceburkan ke dalam laut.