Real Madrid Guncang Eropa: Dean Huijsen Jadi Rekrutan Pertama Era Xabi, Tembus Rekor, Tumbangkan Tradisi

Xabi Alonso dan Dean Huijsen
Real Madrid tak beli masa lalu, mereka bangun dinasti. Dean Huijsen jadi rekrutan pertama era Xabi Alonso. Bek muda, mental baja, harga rekor. Siap gemparkan Bernabéu
0 Komentar

RADARCIREBON .TV — Dunia sepak bola Eropa bergetar. Real Madrid, klub dengan DNA juara, mengawali era barunya dengan langkah yang mengejutkan dan penuh simbolisme: memboyong Dean Huijsen sebagai rekrutan pertama di bawah pelatih anyar Xabi Alonso.

Bukan nama megabintang. Bukan pemain depan flamboyan. Tapi seorang bek tengah muda berusia 20 tahun yang dibajak langsung dari Premier League — dan bukan dari klub raksasa, melainkan dari Bournemouth. Namun jangan salah: ini bukan pembelian biasa. Ini adalah deklarasi. Ini adalah pengumuman bahwa Real Madrid tak lagi bermain aman, mereka kembali berburu dominasi dengan insting pembunuh.

50 juta poundsterling. Bek termahal dalam sejarah klub. Melebihi Militão. Melewati batas normal untuk pemain muda yang baru semusim di Inggris. Tapi bagi Florentino Pérez dan Xabi Alonso, ini bukan perjudian — ini adalah penanaman dinasti.

Baca Juga:Bambang : Gubernur Lecehkan Fungsi DPRDUkuran Celana Diatas 32, Lebih Cepat Menghadap Allah

Dean Huijsen adalah gambaran dari perubahan strategi Madrid: bukan sekadar mengejar nama besar, tapi menciptakan ikon baru sejak awal. Dibesarkan di Málaga, dibentuk di Juventus, menggebrak di Premier League, dan kini dibawa ke ibukota Spanyol sebagai simbol regenerasi total lini belakang pasca-era Ramos, Varane, hingga kini Nacho.

“Kami tak beli masa lalu. Kami investasi untuk masa depan yang mematikan,” ujar salah satu pejabat tinggi Madrid yang enggan disebut namanya, dikutip dari laporan internal klub.

Keputusan ini sekaligus menjadi tamparan bagi para pengkritik yang menyebut Real Madrid terlalu konservatif dalam bursa transfer. Mereka lupa: Madrid bukan klub biasa. Mereka tidak membeli pemain — mereka membentuk sejarah.

Huijsen, yang kini memilih memperkuat tim nasional Spanyol ketimbang tanah kelahirannya di Belanda, juga memberi pesan nasionalistik tersirat. Di tengah naiknya tensi Eropa, Madrid tak ingin sekadar menjadi klub kosmopolitan, mereka membangun kekuatan berbasis talenta “lokal-global” yang siap mati-matian demi lambang El Real.

Huijsen akan langsung didaftarkan dalam skuad Piala Dunia Antarklub mendatang. Tidak ada masa adaptasi. Tidak ada perlindungan. Real Madrid melemparnya ke medan tempur. Dan itulah Madrid — tempat para pemain besar lahir dalam tekanan, bukan kenyamanan.

Kini pertanyaannya bukan lagi apakah Huijsen akan berhasil. Tapi seberapa cepat ia menjadi kapten. Karena di klub sebesar Real Madrid, seorang pemuda bisa menjadi legenda — atau tenggelam dalam sorotan Santiago Bernabéu. Tapi dari ekspresi Xabi Alonso saat mengumumkannya, tampaknya mereka tahu: Huijsen bukan untuk sekadar bertahan. Ia datang untuk menguasai.

0 Komentar