RADARCIREBON.TV Sebanyak 13 kejadian bencana tercatat melanda wilayah Jawa Tengah (Jateng) dalam satu hari. Mayoritas bencana yang terjadi adalah banjir, tanah longsor, dan cuaca ekstrem.
Hal ini diungkapkan Kepala Bidang Penanganan Darurat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jateng, Muhammad Chomsul. Hujan lebat yang melanda beberapa waktu terakhir menyebabkan 13 kejadian bencana.
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah terus bergerak cepat dalam penanganan bencana banjir yang melanda wilayah Kabupaten Demak dan Grobogan seiring dengan intensitas hujan yang tinggi, mulai evakuasi warga hingga penyaluran bantuan logistik.
Baca Juga:Pasutri Bubur Ayam Asal Tasikmalaya Naik Haji Setelah Menabung 12 TahunKontroversi Program ke Barak Militer, Takut Pengaruh Dampak Psikologi Bagi Anak
“Kami sudah mengerahkan beberapa satgas, BPBD dan dinas terkait sudah di tempat, beberapa pengungsi sudah kami lokalisasi. Bantuan logistik sudah dikerahkan ke sana,” kata Gubernur Jateng Ahmad Luthfi, dalam pernyataan di Semarang, Selasa.
Menurut dia, banjir di Demak terjadi karena hujan dengan intensitas tinggi yang menyebabkan luapan atau limpasan air dari Sungai Tuntang, dan tanggul jebol di dua titik, yaitu di Desa Karangrejo dan Desa Kembangan Kecamatan Bonang.
Terkait hal itu, ia sudah berkoordinasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) dan Kementerian Pekerjaan Umum (PU) untuk segera melakukan normalisasi Sungai Tuntang.
“Sungai Tuntang ini adalah kewenangannya pemerintah pusat, dalam hal ini BBWS dan Kementerian PU,” kata mantan Kapolda Jateng itu.
Ia mengimbau kepada masyarakat untuk tetap waspada karena curah hujan yang masih tinggi di beberapa daerah di Jateng.
Untuk itu, kata dia, antisipasi terus dilakukan oleh tim gabungan dengan melokalisasi warga agar mudah dalam mengatur apabila terjadi bencana susulan.
Sementara itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jateng Bergas Catursasi Penanggugan mengatakan bahwa timnya sesuai instruksi gubernur langsung bergerak ke lokasi bencana setelah mendapatkan laporan.
Baca Juga:Resmi Menikah Lunamaya dan Maxime Bouttier, Mengungkap Perubahan Dialami Setelah MenikahRayakan Lebaran dengan 4 Balutan Tradisi Khas Cirebon
“Langkah pertama dilakukan adalah penyelamatan warga terdampak dengan di evakuasi ke pengungsian, utamanya kelompok rentan. Kedua, penanganan teknis yang dikoordinasikan dengan instansi terkait,” katanya.
Bencana banjir di Kabupaten Demak terjadi pada Minggu (18/5), pukul 18.00 WIB karena hujan intensitas tinggi yang menyebabkan debit air di wilayah hulu ke hilir Sungai Tuntang meningkat, dan tanggul di Desa Karangrejo dan Desa Kembangan Kecamatan Bonang jebol.
Ia menyebutkan, setidaknya ada 11 desa di Demak yang terdampak banjir, yakni Desa Ploso Kecamatan Karangtengah, Desa Lempuyang Kecamatan Wonosalam, Desa Sidoharjo Kecamatan Guntur, Desa Trimulyo Kecamatan Guntur, Desa Mintreng Kecamatan Kebonagung, Desa Karangrejo, Kembangan, Krajanbogi, Gebangarum Kecamatan Bonang, serta Desa Sayung dan Kalisari Kecamatan Sayung.
Berdasarkan data BPBD Jateng pada Senin (19/5), jumlah warga terdampak banjir ada 11.662 jiwa dari 2.903 kepala keluarga (KK), 153 unit rumah tergenang, serta 18 unit fasilitas umum, 13 unit fasilitas pendidikan, tiga fasilitas kesehatan, dan 270 hektare lahan pertanian terdampak banjir tersebut.
“Data itu bersifat fluktuatif atau dinamis, karena tim saat ini masih di lapangan untuk penanganan,” katanya.
Selain di Kabupaten Demak, bencana banjir juga terjadi di Kabupaten Grobogan yang berdampak terhadap 10 desa, yaitu Desa Sukorejo, Tanggirejo, Medani Kecamatan Tegowanu, Desa Sugihmanik Kecamatan Tanggungharjo, Desa Penadaran Kecamatan Gubug, Desa Tungu, Latak, Manggarmas, Harjowinangun Kecamatan Godong, Desa Termas, Putatnganten, dan Temurejo Kecamatan Karangrayung.
Banjir di Grobogan terjadi sejak Jumat, (16/5) pukul 22.30 disebabkan oleh hujan intensitas tinggi, saluran drainase yang buruk, dan jebolnya tanggul Sungai Kliteh dan Sungai Renggong, serta luapan dari Sungai Tuntang.
“Di Grobogan, sampai Selasa pukul 07.00 air belum surut di Desa Sukorejo Kecamatan Tegowanu dengan ketinggian air 50-150 cm. Jebolan tanggul belum tertutup karena aliran air dari persawahan mengalir ke Kali Renggong melalui jebolan,” katanya.