Gunung Kuda bukan sekadar gugusan tanah dan batu. Ia bagian dari ekosistem, dari peradaban lokal, dari kehidupan masyarakat yang tumbuh di sekitarnya. Longsornya bukan sekadar bencana alam—tapi juga tanda baca dari paragraf panjang tentang tata ruang, perizinan, dan perhatian yang terlalu sering ditunda.
Malam ini, surat keputusan akan ditandatangani. Posko akan dibangun. Bantuan akan mengalir. Kamera akan merekam. Tapi semoga kali ini, semua itu tak sekadar menjadi rutinitas pasca-bencana. Karena sejatinya, tanggap darurat bukan hanya tentang hari ini. Tapi tentang janji untuk tak mengulang kelalaian di hari esok.
Gunung Kuda telah bicara. Semoga kita tidak menunggu ia bicara lagi, dengan cara yang lebih keras.